Aku tertegun, ketika tiba-tiba kau bertanya “Sayang itu yang
seperti apa sih?’’. Aku tertegun bukan karena kamu sebagai pihak yang
melontarkannya. Tapi lebih pada diriku sendiri. Untuk sepersekian detik aku
menatap luruh ke diriku. Menatap lurus pada kaca ilusi yang aku hadirkan sendiri. Ah ya. "Apa arti sayang?. Apakah aku memilikinya?". Entah kenapa untuk beberapa
hari kemudian pertanyaan seperti itu selalu berulang.
Sampai pada suatu sore aku melihat seorang kakek tua dengan cucunya berada beberapa meter dihadapanku. Dengan kekuatan dua tangan renta diiringi hujan keringat beserta sisa-sisa tenaga tuanya, dia tetap berusaha menggayuh mangga yang
bergelantungan jauh di atas kepalanya itu.
Tampak sang cucu bersorak kegirangan
ketika mendapati beberapa gelintir buahnya berjatuhan tepat diatas tanah yang
tak jauh darinya.
Serasa diingatkan aku seperti menemukan sebuah kesimpulan. Itulah rasa sayang. Ketika apapun yang kau
lakukan adalah untuk membahagiakan seseorang. Tulus tanpa mengharapkan imbalan. Kamu tak perlu membelinya dengan hartamu. Cukup melakukan apa dan dengan cara yang dia inginkan. Sesuatu yang bisa membuatnya tersenyum bahagia karena berarti
kau telah menyenangkan hatinya. Ya. As simple as that, i think!
Segera aku beranjak dari tempatku berdiri. Membeli beberapa
kue lapis kesukaanmu. Bukan lagi makanan kesukaanku (yang seperti biasanya aku bawa),
untuk kita habiskan bersama sore ini. Demi menyenangkanmu. Iya, kamu. Yang membuat aku mengerti akan arti kata "sayang". Dan untukku yang tak pernah mengerti kata itu sebelumnya.
kalau sudah jadi ibu, sayang itu banyaaaak sekali definisinya. bahkan menurutku saking tulusnya rasa sayang seorang ibu sampai ada beberapa yang tidak bisa didefinisikan juga :')
ReplyDeletehehe.. iya teh ajeng. Betul sekali. Kasih sayang seorang ibu takan pernah ada tandingannya yaa..
Delete