Sunday 1 October 2017

Bintang Jatuh Pertamaku bersamamu!

"Hei. Tutup matamu. Masukkan tanganmu kekantong sekarang! Dan Berdoalah. Cepat!" kata lelaki yang berada di sampingku ini.

 Aku memundurkan langkah. Menghindari tangannya yg seolah hendak menutup mataku mengiringi perintahnya tadi. Aku melihatnya sedang komat/it. Entah kenapa. Meski aku tidak tahu maksudnya. Aku memasukkan tangan ke kantong celana, menutup mata dan mengucapkan satu doa terbaikku!

 "Ehhh, tapi kenapa?" aku segera bertanya setelah membuka mata. "Ada bintang jatuh" sahutnya sembari mengangsurkan senyum dan mengarahkan telunjuknya ke langit. 

"Jadi apa permintaanmu?" tanyanya kemudian. "Adda deeeh" jawabku. "Yasudah deh kalau gak mau jawab. Tapi kamu mau tahu gak permintaanku?" tantangnya. Aku hanya bergumam dan menganggukan kepala pelan. 
"Aku... aku mau kamu jadi pacarku!" "Ow, wong edan!" balasku sambil memelototkan mata. Dan jadilah derai tawa yang panjang dari kami di malam itu. Tawa lepas dari dua orang yg baru mengklaim sebagai teman senasib seperjuangan dalam dua hari ini.

 Bagaimana tidak senasib. Ini adalah semester pendek dimana kebanyakan mahasiswa menghabiskan waktu liburannya dirumah. Aku? Ah jangan ditanya. Di rumah selalu jadi hal yg membosankan. Jadi harus cari alasan biar liburan kali ini tidak perlu pulang. Meski itu adalah semseter pendek tahun pertama kami berdua. 

 Entah kenapa. Sesampainya di kamar, kata2 itu seperti terserap cepat ke dalam otakku. Mengalirkan aliran darah yang terasa berbeda hingga berhasil membuat satu lengkungan simpul di bibirku setiap kali mengingatnya. Bisa dikatakan sedikit membuatku (ehm) berbunga-bunga.

 Dan sosok itu kembali datang di hari-hari berikutnya. Seperti tahu jadwal matkulku tanpa kuberitahu. 
"Nah kan. Ketemu lagi!" katanya tiba-tiba dari balik pintu kantin. 
 "Ish. Kamu ngikutin aku ya?" 
"Engga. Cuman dari jauh aku sudah bisa mencium penampakanmu" 
"Yeee emangnya aku makhluk dunia lain. Kok dibilang penampakan?" 
"Iya. Emang bener. Tapi kamu penampakan makhluk  yang bikin duniaku jadi lain maksudnya. Ehhhh, jadi apa nih jawabannya?" 
"Jawaban apaaan?" 
"Jawaban yang pas kita lihat bintang jatuh itu tuh?" 
"Jawaban apa? Gak ngerti aaah" jawabku sambil melangkahkan kaki dan berlalu. 

Ah aku tentu saja belum siap untuk menjawab pertanyaan itu. Baru juga belum ada setahun aku kuliah disini. Belum banyak pula temanku. Bagaimana kalau dia nanti memanfaatkanku dan membuat kuliahku jadi berantakan? Aaah, gak mau aah. Aku ingat pesan Bapak untuk kuliah cepat. Segera menyandang gelar sarjana seperti yg selalu beliau ucap.

 Hmmm ya. Tekadku sudah bulat. Besok kalau dia datang kembali dengan terang2an akan kukatakan TIDAK. 

 Dan pagi ini di Kampus aku dengan sengaja menunggunya. Menunggu untuk memberinya kepastian bahwa aku tidak ingin jadi pacarnya. Tapi entah mengapa tak kulihat sosok dirinya hari ini. "Baiklah, mungkin dia tidak ke kampus hari ini" gumamku menghibur diri. Ada perasaan sedikit kecewa tidak bisa menemukannya seperti biasanya. Sosok yang bisa membuatku tertawa juga berbunga. Yang mampu menghadirkan rasa yang tidak pernah aku miliki sebelumnya. Pun hari-hari berikutnya. Berikutnya. Dan berikut-berikutnya lagi. 

Entah sudah untuk keberapa kalinya aku melongokkkan semua indera. Mencoba mencari sosok yang sanggup menjejali pikiranku dengan namanya. Untuk yang pertama kalinya! 
 Namun jawabannya tetap sama. Lelaki itu tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya. 
Demi menjawab rasa penasaranku. Aku pun memberanikan diri pergi ke kontrakan cowok tempat yang pernah kulihat dia ada di sana bersama teman-temannya.

 "Owh, Andre? Kamu cari Andre?" selidik lelaki di depanku ketika kusebutkan nama yang sama dengan yg disebutkannya itu tepat di mukanya. "Iya" sambarku dengan cepat. 
"Kamu tidak tahu? Andre meninggal seminggu yang lalu. Kecelakaan ketika hendak pulang kerumahnya".
Aku lemas seketika. Kalau tidak ingat sedang berada dimana mungkin aku mau pingsan saja. 
Aku berjalan dengan gontai meninggalkan rumah kontrakan. Menyisakan satu penyesalan. Seandainya kejadian bisa diulang. Mungkin doa yang aku panjatkan tak lain dan tak bukan adalah aku ingin mengijinkannya menjadi lelaki pertama yg memasuki kehidupanku. 

Aaah, RIP andre. Semoga engkau tenang disana. Jika suatu saat aku melihat bintang jatuh lagi. Mungkin namamu yg pertama kan kusebutkan. Agar engkau hadir di mimpiku dan melihatmu tersenyum seperti yang selalu kurindukan.


8 comments:

  1. sedihnya :(

    semoga Andre bahagia di alam sana, aamin

    ReplyDelete
  2. Ini fiksi atau non fiksi mbak ma, wah dirimu emang jagonya fiksi ya, kalau aku mah kisah nyata terus, gak bisa fiksi 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Fiksi mbavit... lah. Kebalikan ya kitaaaa.. aku gakbisa kalo nulis yg resmi2. Kesannya jadi aneh kok an. Wkwkwkkw

      Delete
  3. eeaaa... ini kejadian beneran?

    ReplyDelete
  4. Duuuhhhh, jadi nyesek kalo ini kejadian nyata

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya mba. Lagi pertama kalinya jatuh cinta mlh orgnya uda gak ada.. hhmmm

      Delete

Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.

rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog