Motor kami terhenti tepat di lampu merah, ketika tiba2 seorang anak kecil menyanyikan sebuah lagu dg suara seraknya. Aku menoleh. Kulihat seorang anak perempuan yg lusuh, berumur sekitar 7 tahun sedang mendendangkan sebuah lagu yg aku sedikit hapal liriknyA. Wajahnya terlihat pucat pasi. Entah karena temaramnya lampu entah karena kehabisan tenaga....
Ah, tiba tiba hatiku bergetar melihatnya. Kusentuh lengan suamiku sebagai isyarat untuk segera mencari uang disaku celananya. Karena tidak memungkinkanku untuk meraih tas dan mencari dompetku dengan cepat saat itu juga. Aku menatapnya lebih lekat. Hingga tatapan kamipun bertemu. “Subhanallah”, tatapan mata itu sama tak berdosanya dgan tatapan anakku yg meninggal tepat 40 hari yang lalu.
Aku tercekat. Tanpa kusadari bulir2 airmata itu membasahi pipiku. Ini kali kedua aku menangisi nasib bocah kecil yang kurang beruntung sepertinya. (Bukan salahku jika aku menangis. Tuhan menciptakanku demikian tanpa kumau. Selalu jadi cengeng jika melihat sesuatu yg menyentuh hatiku. Dan, sebenarnya bukan apa2. Aku hanya teringat putri kecilku.
Setelah semua vonis dokter itu, sekarang aku benar2 tau. Filza benar-benar malaikat kecil yg dikirim tuhan untukku dan suamiku. Syndrome yg dideritanya, membuatnya jauh berbeda dengan anak laennya. Tapi tuhan menyayanginya. DIA yang memberiku, meski pada akhirnya juga mengambilnya dariku, yang memang merupakan satu-satunya jalan yang terbaik untuknya.
Darinya,byak hal yg kutahu, kusedihkan namun sekaligus kusyukuri. Termasuk seorang suami yang sangat baek sekali. Yang setia membantuku menerima keadaan itu dengan cara membesarkan hatiku. Mencintainya dan berusaha slalu untuk membahagiakan putriku. Suamiku yang akan selalu sibuk menelponku untuk minta tahu berapa ukuran baju, topi, jaket dan semua hal yang berkaitan dengan filza kami lalu meyempatkan diri untuk membelikannya ditengah2 kesibukannya mencari rizqi. Beliau benar2 orang yg membuatku kuat menghadapi amanahNYA itu (Thanks a lot, Pah! You're great!!!). Dan yang kutahu sekarang, suamiku benar melalui perkataanya “dibandingkan pengamen kecil itu, filza jauh lebih beruntung. Karena,dia mempunyai “kita” (kami), orang tua yg sangat mencintainya. Yang tidak pernah membiarkannya sedikitpun tanpa perhatian juga kasih sayang mengelilinginya….”
Aku tercekat. Tanpa kusadari bulir2 airmata itu membasahi pipiku. Ini kali kedua aku menangisi nasib bocah kecil yang kurang beruntung sepertinya. (Bukan salahku jika aku menangis. Tuhan menciptakanku demikian tanpa kumau. Selalu jadi cengeng jika melihat sesuatu yg menyentuh hatiku. Dan, sebenarnya bukan apa2. Aku hanya teringat putri kecilku.
Setelah semua vonis dokter itu, sekarang aku benar2 tau. Filza benar-benar malaikat kecil yg dikirim tuhan untukku dan suamiku. Syndrome yg dideritanya, membuatnya jauh berbeda dengan anak laennya. Tapi tuhan menyayanginya. DIA yang memberiku, meski pada akhirnya juga mengambilnya dariku, yang memang merupakan satu-satunya jalan yang terbaik untuknya.
Darinya,byak hal yg kutahu, kusedihkan namun sekaligus kusyukuri. Termasuk seorang suami yang sangat baek sekali. Yang setia membantuku menerima keadaan itu dengan cara membesarkan hatiku. Mencintainya dan berusaha slalu untuk membahagiakan putriku. Suamiku yang akan selalu sibuk menelponku untuk minta tahu berapa ukuran baju, topi, jaket dan semua hal yang berkaitan dengan filza kami lalu meyempatkan diri untuk membelikannya ditengah2 kesibukannya mencari rizqi. Beliau benar2 orang yg membuatku kuat menghadapi amanahNYA itu (Thanks a lot, Pah! You're great!!!). Dan yang kutahu sekarang, suamiku benar melalui perkataanya “dibandingkan pengamen kecil itu, filza jauh lebih beruntung. Karena,dia mempunyai “kita” (kami), orang tua yg sangat mencintainya. Yang tidak pernah membiarkannya sedikitpun tanpa perhatian juga kasih sayang mengelilinginya….”
Sumpah, aq mbrebes mili moco tulisane njenengan sing iki bu.
ReplyDeleteHeheee.. uda 5tahun brlalu, tiap keingetan juga masih sukak nangis,bu ^^. Suwun uda berkenan mampir ^^
ReplyDeleteHeheee.. uda 5tahun brlalu, tiap keingetan juga masih sukak nangis,bu ^^. Suwun uda berkenan mampir ^^
ReplyDelete