Friday 5 May 2017

Sebentuk rindu sang bocah


Mungkin bagi kebanyakan anak, Ayah atau Ibu adalah idola pertama mereka. Seseorang yang sangat lekat dan dekat dengannya. Hal itulah yang kulihat pada anakku, Dhaff (5th). Dalam setiap hal, Dhaff selalu ingin di anggap mirip dengan papahnya, yang berarti suamiku.

Entah apa yg ada dipikirkannya. Yang Dhaff tau, dia mirip papahnya karena dia itu cowok dan ganteng. *catet*. Wkwkwk.

Tapi namanya juga bocah. Dia belum paham betul dengan semua perasaan yg dimilikinya.
Termasuk pagi tadi (4/5). Seperti biasa, pagi hari adalah waktu kami berkomunikasi dengan papahnya, yg kebetulan tinggal berbeda kota karena tuntutan pekerjaannya. Tak seperti biasanya, ketika disodorkan hp untuk menjawab telepon papahnya, Dhaff ta seantusias biasanya.
Hp yang sedianya digunakan untuk menjawab lontaran pertanyaan papahnya itu, malah ditaruh di atas kasur dan ditindih dengan badannya. Ketika aku bertanya, Dhaff hanya menggeleng. Seperti sebuah kode bahwa dia sedang tidak ingin berbicara dengan ayahnya.
Tapi begitu telepon ditutup. Dhaff terlihat terisak dengan wajah ditekuk.
Aku sempat mendengar sedikit gumamannya. "Papah gak sayang aku."
Waktu kutanyakan kenapa? Sembari membelai rambutnya, Dhaff bilang "teleponnya ditutup papah, kok" dengan wajah mengembik, menahan tangis.
"Lho? lakok td gak mau bicara ditelepon?". Dhaff hanya mengeleng.
"Dhaff kangen Papah?"
Tak ada jawaban. Gelengan maupun anggukan kepala. Dhaff hanya menatap mataku kali ini. Dalam sekali. Seolah mengiyakan.

Ah, tiba2 rasanya seperti flashback beberapa tahun silam. Umurku masih sekitar 10 an. Masih duduk di bangku SD waktu itu.
Satu hari tepat di tanggal ulangtahunku. Aku yang sangat sayang sama kakak sulungku sedang asyik bermain nintendo di rumah tetangga. Tanpa sepengetahuanku, kakakku tersebut pulang untuk memberiku kejutan. Tak hanya dengan tangan kosong, namun ada sebuah hadiah kecil yg khusus disiapkannya untukku. Tetapi, karena aku asyik bermain, kakakku mencegah ibu yang akan memanggilku untuk menyuruhku pulang. Disamping itu, kakakku tidak punya banyak waktu. Jadi harus sesegera mungkin untuk kembali ke solo, kuliah.
Aku begitu terkejut, ketika ibu menyodorkan kado yang katanya dari kakakku itu. Kucari ke setiap sudut rumah tanpa bertanya pada ibu tentang keberadaan kakakku lebih dulu. Ketika ibu bilang kalau kakakku sudah kembali ke solo, aku langsung lari menuju halte bus yang tepat berada di depan gang.
Aku menangis sejadi-jadinya ketika tak mendapatinya lagi disana.
Malamnya aku demam.

Sebenarnya aku tak tahu apa itu rindu. Apalagi cinta. Yang aku tahu, bahwa aku selalu ingin bersama kakakku. Karna rasa aman selalu aku dapatkan jika bersamanya. Aku selalu ingin apapun yg aku lakukan dia selalu ada. Itu saja.

Dan melihat gelagat Dhaff pagi ini, seperti membuka ingatan tentang perasaan yang pernah aku miliki dulu.

Terkadang, ketika kita tidak mengerti perasaan kita, yang ada hanyalah amarah. Sama seperti diamnya Dhaff, pun juga amarahnya yg tiba-tiba.

Ah, dhaff... Aku tahu apa yang kamu rasa itu  adalah sebentuk rindu bocah kepada ayah,papah yang juga idolanya. Musuh sekaligus temannya di rumah. Yang suka menggodanya tapi juga selalu hangat memeluknya. Yang sama-sama punya amarah namun lalu tertawa keras bersama-sama.

Aku tahu bahwa aku masih perlu belajar terus untuk membaca setiap tingkah, laku, gelagat, sikap atau gesturmu. Bantu aku, ibumu ini untuk lebih peka, ya. Dan kita akan belajar mengendalikan perasaanmu bersama-sama.


#1Minggu1Cerita
Tema : Rindu



14 comments:

  1. Aku kok mbrebes mili mbacanya hikss...

    ReplyDelete
  2. Ah rindu... kadang ia begitu menyiksa (*melankolis mode ON)
    Sangking ingin ketemu sama Sang Kakak, akhirnya jatuh sakit..

    semoga Daffa gak sampe jatuh sakit ya mbak krn rindu sama Sang Ayah...Amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. heee, aamiin. makasih mbak. selalu ada cerita dibalik rasa rindu ya :)

      Delete
  3. Semoga bisa kumpul gak perlu jauhan dhaff ama papah eko dan mamah rahma menyatu dalam rumah perbatsar ya ☺

    ReplyDelete
    Replies
    1. aaammiinn aamiin ya robbal alamiin... makasih doana ya mbakvit...

      Delete
  4. Semoga Kak Dhaff dan Mamah Rahma bisa kumpul bersama2 kembali suatu hari nanti.. amin.Semangat ya Kak Dhaff... Love u...

    ReplyDelete
    Replies
    1. aaamiin aamiin ya robbal alamiinn. makasih doana auntieee... salam sayang buat dek dadam yaa

      Delete
  5. Pukpuk daff...sabar ya nak.moga bisa segera ketemu papa lg ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi.. iyaa, makasih auntie cantiikk :)

      Delete
  6. Kangen ma papah ya dek dhaff?smoga bisa bersama2 lg

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya tante prana cantiik... aamiin. makasih doana yaa...

      Delete
  7. Kebetulan kami juga kaum LDM dan anakku pun begini kalo bapaknya lembur 2minggu gak pulang, telpon cuma diem tapi kalo nangis manggil bapak.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah! sering banget ngalamin ini jugak. rasanya keronto-ronto ya mba :)

      Delete

Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.

rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog