Thursday 15 June 2017

SAHABAT DALAM SEPENGGAL MEMORI


Yess, #ArisanBlogGandjelRel batch4 kali ini temanya tentang sahabat. Dan sama seperti duo sahabatku, dedek Agustina dan Mbak Nurul, aku juga punya banyak sekali sahabat diluaran sana. Banyak sahabat, tentu banyak cerita kan ya?
Karena saking banyaknya, mungkin dua cerita ini mewakili cerita tentang sahabat yang seketika muncul dalam sekelumit memori otakku. Cerita tentang sahabat cowok dan cewekku.

 Cerita #1


"Kenapa?" tanya seseorang yg sedang duduk bersebelahan denganku ini hati2.
"Karena aku ingin kamu menjadi satu2nya sahabat yang ingin aku jaga persahabatanku selamanya." sahutku sembari pamer gigi.
Dia hanya diam.
"Janji?" Aku mengulurkan jari kelingkingku tepat didepan matanya.
Tapi tak ada balasan. Hanya senyumnya yg mengambang.

Senyum yg sama seperti ketika dia mengangsurkan piano sebagai kejutan karna aku yg kekeuh ingin belajar piano tanpa mengerti caranya. Senyum yang sama seperti ketika dia mengantarkan ke agen bus malam terdekat, dan tetap menatapku sampai bus benar2 berjalan disertai lambaian tangannya. Senyum yang sama seperti ketika dia melihat kelegaanku yg luarbiasa krn kedatangannya disaat aku mendapatkan perlakuan yg tidak wajar dari suami pasien kamar sebelah tempat bapak  dirawat saat itu. Pun juga senyum yang sama dengan sejuta kabahagiaan yg selallluuu saja dia berikan padaku. Sellalu. Tak pernah tidak.

Senyum yg bagiku tak pernah berubah artinya. Sahabat yg ingin selalu aku miliki selamanya. Tanpa embel2 apapun jua. Karena bagiku, dia org yg selalu tau seperti apa aku. Tahu bagaimana cara mengatasiku, mengerti perasaan2ku bahkan jauh sebelum aku mengatakan sepatah katapun padanya. Yang selalu berusaha keras mengabulkan semua pinta2ku tanpa merasa terbebani. Bisa jadi seorang teman, sahabat, kakak, bahkan seperti seorang psikiater pribadiku.

***
Sore sangat cerah saat seperti biasanya dia mendatangiku. Aku yang memang selalu punya banyak hal untuk kuceritakan ini berhenti dengan potongan katanya yg tiba2 :
"Aku sudah punya seseorang"
"Wah, selamat!" " Gimana orangnya? Cantik gak?" Berondongku dengan gembira namun sedikit tercekat karena aku belum siap ceritaku di pause tanpa aba2.

"Yang jelas, hatinya kayak kamu."
sahutnya lirih.

Ah, aku jadi ingat dengan kata2 yg sering diucapkannya padaku disetiap waktu.
" Lelaki yg akan mendapatkanmu kelak, pasti akan jadi orang yg sangat beruntung."

"Kenapa?" tanyaku kemudian.
"Karena hatimu berbeda."
"Dengan siapa? Apa bedanya?"
"Soal itu, hanya aku yg tahu."
Belum lanjut kata2ku, dia memilih untuk mengalihkan pembicaraan dan berlalu.

Jujur saja, kalau seandainya aku tidak menutup telingaku rapat2, sebenarnya aku mendengar semua kasak-kusuk diluaran sana. Tentang perasaannya padaku. Juga tentang pertengkarannya dengan sesorang yg menggodanya dengan mengambil fotoku yg dipasang di sebalik almarinya diam2 tanpa memberitahuku. Tapi aku ta perduli.  Aku sengaja menutup hati. Karena aku tak mau kehilangannya. Kehilangan seorang sahabat yg bagiku paling teramat sangat mengertiku. Sahabat terbaik yg pernah kumiliki.

Ah, bagi mereka yg dekat denganku. Harusnya mereka semua tahu bagaimana perlakuanku kepadanya. Sama saja seperti perlakuanku pada mereka semua. Cuman mungkin aku tak mau mendengar semua perkataan org untuk apa2 yg seharusnya bisa aku lihat tanpa perlu mendengarkan kata2 mereka.

***
Waktu sudah sedemikian beranjak, dan persahabatan kami sudah tak lagi menapak. Aku kembali ke daerahku. Dan sejak itu aku tak pernah lagi tahu tentang lkabar atau keberadaan dirinya.

Jikalau kesempatan untuk bertemu itu datang, ingin sekali menyapa dan bertanya :
"Sudahkah kamu menemukan seseorang yg hatinya sama sepertiku?"

Purwodadi,  Juni 2017.


#Cerita2


Gadis berkacamata ini selalu saja usil. Dia adalah yg paling kocak diantara kami berlima. Wajahnya selalu tanpa ekspresi, tapi selalu berhasil meninggalkan kami yg tertawa guling2 karena celemongannya. Sedikit tp mengundang tawa. Selera humornya tinggi sekali.

Ada yg selalu kusuka darinya. Meski anak seorang dosen di kampus kami. Namun ta pernah membuatnya jengah apalagi sombong. Setiap hari dialah yg dengan setia mengangkut kami serombongan ke kampus menggunakan mobil katana birunya.

Ada cerita yg masih selalu kusimpan tentangnya.
Suatu hari aku mendapatkan sebuah jelly oleh2 dari tetanggaku yang baru pulang dari turki. Karena hanya tersisa satu, aku hanya menyimpannya tanpa bermaksud memberikannya kepada siapapun juga.

Siang itu, rasanya matahari bersinar dengan sangat terik sekali. Aktivitas seharian ini sudah sangat menjadi hari yang  melelahkan bagi kami. Antara panas dan tugas yg bertubi rasanya sangat menguras energi.

Namun, sahabatku yang satu ini tetap setia mengantarku kemana saja. Aku tak tahu kalau ternyata dia sedang punya masalah karena memang dia terlihat nampak biasa2 saja. Jadi seperti tidak ada apa2.

Ketika sampai di kosan, aku baru tahu kalau dia sedang bermasalah. Kata2 penghiburan mungkin tifak berlaku untuknya. Karena dia tak cerita, maka aku menyimpulkan bahwa saat itu dia sedang ingin sendiri saja.

Tiba2 aku teringat dengan jelly yang kumiliki. Bergegas aku menuju kamar untuk.mengambilnya. Tetapi aku setengah tekejut mendapati ada segerombolan semut yang sedang mengitari jelly kenyal penuh gula halus tersebut.
Kuusir satu persatu semut dengan tepisan tanganku. Entahlah, meski sepertinya jorok yang aku tahu aku hanya ingin menghibur temanku. aku ingin menghadiahkan jelly ini untuknya yg sedang bermuram durja.

Setelah semut2 itu hilang, kuangsurkan sebentuk jelly itu padanya. Aku pun tetap bilang kalau sebenanrnya jelly itu sudah sempat diicipi semut. Tapi dia tetap menerimanya. Bahkan ketika akhirnya cerita sddih itu meluncur bersama gigitan2 kecilnya di jellyku. Tak ada kebahagiaan yang bisa demikian sama seperti yg kurasakan ketika bisa membuatnya merasa kalau aku ini adalah seorang "teman" baginya.
****
Cerita ini mungkin sudah berlalu belasan tahun. Dan ketika baru beberapa hari yang lalu aku mengapload gambarku bersama sahabat2 dirumahku saat ini, ada satu komen yg mengusikku. Sebuah komen dari sahabat berkacamataku ini.
Tentang keiriannya karna aku belum bisa menyempatkan waktu untuk bertemu dengannya yg sekarang tinggal diluarkota dariku.

Ah, rasanya aku sedang menuai rasa pertemananku di belasan tahun yg lalu itu. Rasa sebagai lebih dari sekedar teman. Yaitu sahabat yg slalu dalam ingatan.
Ada sedikit rasa sesal yg terbesit karena belom punya waktu untuk bisa kembali bertemu.

Pict by : kakakpintar.com

Frieds are GOD's gift. Itu juga yang selalu aku percayai. Tak ada hal yang kebetulan di muka bumi ini. Maka jika kita bisa bersahabat, maka aku percaya bahwa kalian adalah hadiah dari Tuhan untukku. Terimakasih sahabat2ku. Meski yg kutulis ini baru dua cerita, sebenarnya aku selalu menyimpan cerita kenangan bersama kalian satu persatu tak hanya dalam ingatan, tp juga hatiku.

Salam.






8 comments:

  1. Semoga dipertemukan dengan yang diharapkan ya mbaa :)

    ReplyDelete
  2. Kangen yaa, aku malah lost contact mba huhu..

    ReplyDelete
  3. Yang aku kangeni malah udah almarhumah, huhuhuuu sediiih

    ReplyDelete
  4. Mohon maaf lahir batin ya mbak, baru bisa BW nih :)

    Cerira 1 dan 2 punya benang merah yang saling mwnghubungkan : sebuah kerinduan. Meskipun beda makna namun cukup membuat hati bergetar gimana gitu..

    Semoga pertanyaannya segera terjawab dicerita 1 dan semoga bisa segera bertemu dicerita 2. Aamiin.. :)

    ReplyDelete
  5. Itu sahabatnya udah tau kah cerita jelly digigit semut?hihiiii... Semoga segera ada waktu utk bertemu dengan sahabat yg sepertinya kangen berat itu ya.

    ReplyDelete
  6. aduh mba Rahma aku ikutan melow iki.
    Semoga ada jodoh kembali untuk bertemu sahabat dan ia sehat selalu amiin

    ReplyDelete
  7. betul. semua kebetulan itu sebenarnya mungkin sudah ada skenarioNYa

    ReplyDelete

Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.

rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog