Thursday 29 November 2018

Pilih steril atau KB yang lain?

12:41 1 Comments


Pasca menjalani Sc Keempat kemarin, satu hal yang paling sering ditanyakan orang adalah "Langsung mau steril (tubektomi) atau pakai KB yg lain?"

Hmmm, baiklah. Secara mau konprensi pers tapi kok masih tetep kalah pamor sama hartees. Jadi cukup saya kemukakan pada artikel ini saja ya.

Jadi kemarin itu ceritanya aku sempat galau. Mau steril atau pasang KB. Yah, namanya orang operasi sc udah sampai 4 kali kan ya? Jadi menurut orang2 biar aman aku wajib steril. Tapi disatu sisi dulu pernah ada yg bilang kalau steril itu tidak diperbolehkan dalam agama. Hhmmm. 

Baiklah, sebelumnya. Apa dan bagaimana sih KB steril. Aku kutipin artinya dari laman mbah gugel dulu ya?

Tubektomi adalah metode kontrasepsi atau pencegah kehamilan yang dilakukan oleh wanita. Tak seperti pil KB atau spiral yang bisa dihentikan kapan pun ketika Anda memutuskan untuk hamil, tubektomi sifatnya permanen. Cara kerja KB steril tubektomi adalah memotong atau mengikat saluran tuba falopi. Dengan demikian, sel telur pun tidak akan bisa menemukan jalan menuju rahim. Sel sperma juga tak akan bisa mencapai tuba falopi dan membuahi sel telur. Tindakan tersebut berfungsi untuk mencegah pembuahan dan kehamilan.
Proses tubektomi ( www.kompasiana.com)

Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa bedanya steril (tubektomi) dengan KB yang lain adalah kalau pada tubektomi ini sifatnya permanenm kalau KB yg lain, ibaratnya masih bisa copot pasang 😅. 

Secara ilmu agamaku masih sangat terbilang "cethek", maka sebelum memutuskan segala sesuatunya, aku langsung nyari ilmu soal syarat sah steril ini deh. Aku menemui seorang teman yg juga uztad. Dan menurut beliau, seseorang diperbolehkan stiril jika mengalami dua hal (kurang lebihnya seperti ini) :
1. Apabila kita punya penyakit yg menyebabkan kehamilan berikutnya jadi berisiko dan membahayakan nyawa ibu/bayi yg dikandungnya.
2. Mengikuti saran dokter.

Setelah mendengar penjelasan dari sang uztad tersebut. Akhirnya aku memutuskan untuk konsultasi dengan dokter kandunganku.

Dan ternyata beliau tidak menyarankan. Mengingat usia, jumlah anak dan kondisi rahim yg (insyaallah) baik. Beliau hanya menyarankan untuk pasang KB saja. Bisa KB pil atau IUD.
Karena aku punya riwayat pernah operasi karna "sakit dalam", dulu aku selalu disarankan untuk tidak KB yg sifatnya hormonal. Jadi waktu dokter kandunganku bilang untuk KB pil, aku protes donk. Dan kata beliau ada juga skg pil KB yg ga hormonal. Hmmm. Tapi mau coba kb pil kok takut ya? Masalahnya susah minum obat je. Takut lupa and something. 

Dari saran dokter itu berarti aku gak memenuhi syarat buat steril donk. Tapi dasar manusia pengen cari pembenaran, akhirnya konsultasi lagi sama suami. Waktu itu aku cuman bilang keputusan ada di tangan suami. Kalau suami ridho. Ya aku tetap steril, meski tidak memenuhi syarat. Tapi kalau suami gak ridho, yak okelah. Nanti bisa pakai IUD lagi.

Oleh suami ternyata disuruhnya nanti aja diputuskan habis lahiran. Lah? Padal kalau steril kan enaknya bersamaan dengan proses lahiran kan? Soalnya kata temen yg habis steril itu sakit juga di perutnya terasa "pegal".
Hmm. Dan sependek sepengetahuanku ada 1 : 1000 kasus pada tubektomi ini  yang gagal. 99% nya berhasil secara efektif mencegah kehamilan.

Yasudahlah akhirnya ikut kata suami. Toh jujur aja, di balik hati yang terdalam. Mau steril kok takut. Takut kalau ada apa2 sama bayi pasca lahir. Takut kalau bayi gak nangis lagi waktu lahir. Takut kalau tiba-tiba persalinan tidak berjalan dengan baik, takut apabila ada sesuatu hal yang terjadi di dalam rahim... ah, terlalu banyak ketakutan jika sesuatu terjadi sama si bayi di saat emaknya sudah stiril.

Jadi yaaa bismillah. Ikhtiar aja deh. Tiga minggu masa nifas aku langsung pasang IUD. Karena menurutku itu salah satu alat KB yg insyaallan lebih aman dari pilihan alat KB yg hormonal.

Dengan tidak "steril", itu tidak berarti kalau aku masih menyimpan keinginan untuk punya anak lagi. Tidak. Insyaallah cukup memiliki dua putra ini yg akan aku didik dan besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Jadi selain ikhtiar otomatis sambil banyak2 berdoa juga. Semoga "kesuburan" yg aku miliki diberikanNYA kepada orang2 yg sedang benar2 menginginkan kehadiran buah hati di tengah2 keluarga mereka. Aamiin aamiin yra.

Salam.






Sunday 25 November 2018

What do u have in a "5 years old-marriage life?"

07:44 0 Comments
Sebelumnya, mohon maaf kalau postingan kali ini di sponsori oleh berita perceraian antara Gading-Gisel ya.
Yup. Sebagai salah satu follower akun instagram mereka. Jelas kusedih. Dan lalu jadi flash back. Hmmm. Disini maksudnya sih engga untuk menyudutkan keluarga GG. Bukan. Cuman entahlah tiba2 kok seperti ingin mengaca dibalik alasan yg sebenarnya. Ibarat bermain sepak bola. Gading-Gisel pemainnya. Dan kita sebagai spectators nya yekan?
Dan semakin hari liat berita mereka berdua. Jadi pengen flash back.

Yes. Sesuai judul artikel. What do you have in a 5 years mariage life?
Wohooooo. Kata orang tua. Entah orangtuanya siapa. *Kalo boleh sekalian nanya. Ortumu bukan?😁*
Kehidupan pernikahan di mulai 10 tahun pertama. Kalau sudah bisa melewati 10 tahun pertama biasanya ((biasanya)) tahun berikutnya aman. Meski banyak juga sih yg justru cere di tahun ke 11 pernikahan dan bahkan sampai 25 tahun pernikahan.
Dengan rincian 5 tahun pertamanya pasti penuh intrik dan drama.
Hmmm. Yaiya. Namanya baru menikah ya. Pasti masih banyaaaakkk sekalii ketidak cocokan. Ada dua kepala dalam satu rumah ini. Yekann??

Jadi inget temen yg menikah setelah pacaran dari SMU pernah bilang. Bahkan dia yg pacaran udah belasan tahunpun ketika menikah ada kebiasaan2 yg di luar dugaan. Berbeda sangat dari ketika jaman mereka masih pacaran. Hmmm.

Bukan hanya itu aja. Pernah banget aku dikejutkan oleh seseorang yg tiba2 curhat. Dan nanya : "Mbak, cerai itu dosa gak sih? Kok aku pengen cerai aja ya dari suami aku?". Sumpah. Shock banget. Ngeliat mereka yg menurutku aja pasangan paling akur diantara kami. Paling sering menunjukkan kemesraan di depan mata. Dan zuzur, bikin aku envy! Tiba2 nanya begitu.
Ketika ku tanya jawabnya masih seputaran krn kebiasaan dan masa lalu mereka yg masih membayang. Duh!

Dan lalu kuberkaca donk! Belajar untuk melihat kekurangan sendiri dan mencari kelebihan pasangan. Selain kelebihan berat badan *ups. Masoook eh maaapp pak ekkoooo*

Dan hasilnya. Uhf yesss... kalau diingat-ingat tahun 1-5 masih ada banyak sekali keegoisan, kegengsian, juga inner child yang masih berturut serta.
Ingat bagaimana masih besar perasaan cemburu. Iya. Komen di akun sosmed mantan aja bisa bikin ngamuk gak karuan. Bilang sayang atau minta sesuatu masih gengsian. Pengennya di mengerti. Tapi kalau ditanya maksudnya apa, malah bingung sendiri trus ngambek biar ditenangin. Padahal jangankan ditenangin. Di cuekin malah yg ada. Jadi makan ati sendiri kan? Hahaha. *semoga ini cuman aku aja yg ngalamin ya😉*

But over all, i have so precious marriage life. Up or down. Yang utama dan terutama adalah mau belajar menyesuaikan diri dan terus komunikasi. 

Lalu? Apa hubungannya dengan pasangan gisel-gading? Gak ada! Cuman pengen bilang aku salah satu makhluk dari sudut bumi ini yg sedih kalau mereka berdua jadi cerai. Ya karna apa? Karna uda terlanjur cinta dengan keluarga 3G terutamanya malaikat kecil yg tak berdosa. Jadi, mari ramaikan #savegempi.

Salam.




Friday 16 November 2018

Pengalaman operasi SC ke-4 di Hermina Pandanaran Semarang

08:25 33 Comments

Biaya persalinan di Hermina Pandanaran

November ini tepat 1 tahun yang lalu, aku mendapatkan rejeki berupa kehamilan buah hatiku. Setelah copot IUD sekitar 2 bulan sebelumnya.

Kalau merunut riwayat kehamilanku. Ini bakalan jadi kehamilanku yang kelima. Tetapi kelahiran calon anak yang kedua. Iya. Sekedar flash back. Kehamilan pertamaku ada di bulan Juni 2009. Dan keguguran di bulan Agustus 2009. Kehamilan kedua di bulan Januari Tahun 2010. Dan bayi yang kami beri nama Filza Liyana lahir pada tanggal 28 Oktober 2010 sebelum akhirnya meninggal dunia di tanggal 24 Mei 2011. Sepeninggal Filza, kembali di bulan Juni aku hamil anak kedua. Yang kemudian lahir di tanggal 5 Maret 2012. Anak ini yang alhamdulillah jadi rejeki bagi kami hingga saat ini dan insyaallah selama2nya serta menjadi anak pertama yg ada di rumah. Berikutnya bulan September 2013 aku kembali hamil dan sang buah hati lahir di bulan Juni 2014. Tepatnya tanggal 13 Juni 2014. Selisih 5 hari dari hari ulangtahun papahnya. Sayang sekali, buah hati yang sedianya menjadi kado terindah untuk papahnya itu harus berpulang pada hari itu juga karena tidak menangis waktu lahir. Jadi bayi yang kami beri nama "Huzzi Firdaus Al Harits" ini meninggal juga di tanggal yg sama dengan kelahirannya 😭😢

Sebelumya, sesuai kesepakatan dengan suami, aku sempat pasang KB IUD pada saat bersamaan dengan proses tindakan SC ketiga ku saat itu. Tapi entah karena apa, ada beberapa efek yang kurasakan pasca pemasangan.

Efek yang aku rasakan pada saat memakai KB ini adalah sakit perut pada saat mens. Dan durasi waktu yg lebih lama dari masa mens sebelumnya. Jujur aja aku tidak pernah merasakan sakit pada saat mens dari waktu gadis sampai menikah dan punya anak. Baru merasakan sakit waktu habis pasang IUD ini. Saking sakitnya, seringkali aku izin tidak mengajar. Atau sekedar duduk meringkuk di kantor dengan menaruh sebotol air panas di perut untuk meredakan sebelum masuk kelas. Itupun dengan wajah pucat pasi dan serringnya tidak kuat. Sehingga memilih tiduran di meja kantor. Hhh. Ga nyaman banget.
Durasi mensnya pun bisa sampai 14 hari dengan kuantitas yg banyak. 

Melihat kondisi yg berulang seperti itu suamiku yang justru merasa kasihan. Dan meminta untuk copot KB dl sementara waktu. Sempat protes juga sih. Takut kebobolan. Secara emang kata dokter kandungan yg sebelumnya aku termasuk kategori subur. Tapi kata suami gak papa kebobolan. Alhamdulillah malah. Berarti masih rejeki. Jujur sempet takut sih. Karena trauma hamil dengan riwayat bayi yang "belum mau di momong" ituu masih ada. Tapi setelah bicara dari hati ke hati sama suami, akhirnya bismillah saja. Bahkan sedikit "diniatin". Biar dhafin punya teman hingga kelak. Kasihan juga kalau gak punya saudara nantinya.
Dan semua kekhawatiran itu akhirnya (alhamdulillahnya) terjadi juga. Dua bulan berikutnya aku dinyatakan positif hamil pasca copot IUD.

Senang dan takut campur jadi satu. Tapi semua ketakutan sudah aku bilang sih sama suami. Biar aku ngerasa punya kekuatan. Apapun keluhan aku sudah komit kalau akan memberi tahu suami. Gak perduli apakah beliaunya sedang sibuk dengan pekerjaannya atau tidak. Karena di kehamilan sebelum2nya aku lebih sering "memendam" sendiri. Takut mengganggu pikiran suami yg memang pekerjaannya saat itu selalunya sedang on target. Jadi mungkin itu yg jadinya ngefek ke psikisku dan bayi.

Dari rasa insecure ku itu. Aku mulai mencari banyak2 ilmu. Selain ilmu kehamilan juga ilmu untuk mendalami diri sendiri. Bagaimana biar ga gampang stress dan cara mengakomodir kekhawatiran2ku. Termasuk dengan cara sujud lebih lama dari biasanya. Dan duduk bersila dengan kepala menunduk seolah melihat kedalam jantung setelah sholat. Seolah-olah sedang "berbicara" dengan diri sendiri. Bahwa semuanya pasti akan terlalui dengan baik. Selain itu, qodarullah. Aku menemukan doa bagus banget untuk kehamilan di sebuah aplikasi yg bisa diunduh di playstore.


Alhamdulillah dari awal sampai akhir kehamilan tidak ada kekhawatiran yg cukup berarti. Semuanya lancar hingga hari H.

Untuk masalah dokter, sebenarnya aku tidak punya kriteria khusus selain mencari dokter yang berpengalaman dengan tindakan SC ke empat. Setelah survei di dokter Purwodadi, Solo dan Semarang. Akhirnya aku memutuskan untuk lahiran di tangan dokter Syarief Taufik Hidayat, S.Pog dari RS Hermina Pandanaran Semarang. Ini berdasar referensi dari seorang teman yang juga pernah punya pengalaman operasi SC 4 di dokter yang sama. 
Operasi Sc keempat di Hermina Pandanaran
Profil dokter Syarief Hidayat, SpOG(K) Fer. Beliau spesialis fertilitas sebenarnya. Jadi bisa banget buat kamu yg ingin program hamil.
Aku sendiri baru mulai periksa di hermina saat kandunganku berusia 8 bulan. Sebelumnya aku periksa di klinik dr. Ivan sanusi di kratonan Solo. Beliau praktek juga di Dr. Oen Solo. 

Cuman kalau di dokter Syarief, hal yg paling membuatku nyaman di pertemuan pertama itu adalah beliau langsung memberikan penjelasan tentang penanganan yang akan aku terima nantinya. Yaitu pembuatan luka baru karena ternyata sudah ada pelekatan hasil operasi SC pertama- ketiga. Luka baru itu tidak akan jauh2 dari bekas operasi sebelum2nya yang terletak pada satu tempat yang sama. Dari cara beliau memberikan penjelasan2 itulah yang membuatku merasa mantap untuk operasi sc ditangani oleh beliau.

Oiya, pertama kali datang ke dokter syarief, berdasarkan hasil USG, air ketubanku diketahui keruh. Ini terlihat seperti bintik2 putih dilayar. Oleh beliau aku disarankan untuk minum air kelapa muda untuk menjernihkan.

Kemudian, setelah membuat janji dan kembali  untuk periksa dua mingu berturut2 ke RS hermina. Akhirnya pada tanggal 7 Agustus 2018 aku mendaftar untuk penanganan operasi di tanggal 8 nya.

Aku datang pada sore hari jam 4 ditanggal 7 Agustus. Oleh perawat disarankan untuk menunggu jam 6 tepat biar tidak kena charge. Kami menuruti saran itu. Jam enam daftar lagi buat rawat inap. Aku kira cukup lima menit mendaftar dan langsung mendapatkan kamar. Ternyata tidak. Sekitar jam 8 malam aku baru bisa menempati kamar VIP di lantai 4. Hmmm, baiklah. Yang penting sesuai keinginan pikirku.
Emang sebelumnya aku sudah request khusus ke suami untuk ambil kelas yg VIP. Karena berdasarkan survei juga. Ada teman yg kasih referensi ketikaa temannya ada yg lahiran  di SVIP hermina dan katanya gak sakit sama sekali. Hari ketiga sudah pulang dan bisa naik kendaraan. Hhmmmm. Siapa yg ga tergoda kan ya? Bayangin terakhir Sc 3 aja kesakitan sampai ada 2 minggu. Jalan masih merambat pada tembok. Alih2 rumput yg bergoyang. Halaahhh. Akhirnya merajuklah sama pak suamik mau pakai kelas SVIP juga di hermina.

Tapi setelah lihat harganya yang selisih beberapa juta sendiri dengan yang VIP kok tiba2 iba sama suamik. Tabungannya bakalan ludes seludesnya. Apa kabar kehidupan setelah lahiran kelak?Wkwkwkwk. Manis manis gini aku kan juga istri yg sholehah yak? ((Manis)) ((sholehah)) 😂😁
Biaya operasi SC di Hermina Pandanaran Semarang
Daftar perkiraan biaya melahirkan di RS.Hermina. 

Yasudahlah selisih harga. Yang penting harapan lahiran tanpa rasa sakit itu masih ada. Hehe.

Jam 8 malam begitu dapat kamar, suami diminta untuk mengisi formulir dan tandatangan beberapa diantaranya. Dari isi riwayat istri sampai penanganan yg di inginkan nantinya (seperti mau pasang kb/stiril pasca operasi).
Sedang aku sendiri tiduran manis di atas kasur dengan dipasangi alat rekam jantung untukku dan debay dalam perut.
Alhamdulillah untukku hasilnya normal. Sedang adik bayi. Ternyata ada beberapa kali deteksi yang menyatakan kalau sedang kontraksi kuat. Saking kuatnya tiba-tiba ada bidan yang masuk dan "merogoh". Takut ada pembukaan katanya. Dari situ aku baru tahu kalau pada pasien SC, kencang-kencang pada perut itu di kategorikan kontraksi seperti pada kelahiran normal. Hmmm. Padahal udah sering ngerasain itu sejak hari minggu. Berarti udah dua harian ini.
Karena belum ada pembukaan, maka tidak jadi di telponkan dokter. Untuk segera dilakukan penanganan. Alhasil, masih harus menunggu lagi.
Setelah rekam jantung, mulai dipasang infus. Oiya, masih dikasih "jatah" makan malam juga. Alhamdulillah.
Welcome food 😉
Ruang kelas VIP Hermina Pandanaran Semarang
"Penampakan" ruangan di ruang 403.

Meja rias di kamar VIP Hermina semarang
Salah satu sudut yang ada di ruang kamar.

Cocok buat ngedate berdua. #Eh. Ini kalau jendela di buka bisa liat aktivitas di seberang. Parkiran gedung Suara Merdeka 😂
Dari malam itu sampai pagi harinya belum ada kepastian kapan operasi. Karena dokter Syarief memang dikenal sebagai salah satu dokter yg super sibuk. Paling banyak pasiennya. Dan praktek di beberapa RS ternama. Bayangin waktu kontrol aja pernah yang nunggu dari pagi jam 8 Dokternya baru nyamper di RS jam stgh 3. Nunggu sekitar 6,5 jam an. Hhh. Tapi ya namanya pasien setia gitu ya. Ya sudah deh dibela2in nunggu antrian smpai sedemikian lamanya (yakali. Mau kemana lagi kl ga nungguin. Org dr luar kota kan ya 😂)

Pagi harinya sekitar jam 8 ada suster yang memberi tahu bahwa operasi akan dilakssanakan jam 1 siang. Untuk itu saat itu juga aku disuruh untuk puasa. Alhamdulillah sudah ada kabar pikirku. Ternyata beberapa jam kemudian suster kembali memberitahu bahwa operasi tidak jadi jam 1 tapi jam 3 sore. Beberapa saat kemudian di ralat kembali nunggu kabar lagi dari dokter. Hmmmm. Baiklaaah."Harap bersabar ini ujiaann" gumamku menghibur diri😂 

Sekitar jam 5 sore ada suster masuk dan memintaku untuk bersiap-siap karena akan dibantu untuk persiapan tindakan. Haish. Mulai kerasa makin kencang deh dag dig dug der daiaaa.. 
Jam setengah enam aku sudah siap diatas kasur untuk operasi lengkap dengan baju pasien operasi khusus. Ada suster yang mendorong menuju ruang operasi. Disitu sempat disuruh berdoa dan masih bisa "pamitan" sama misua. Karna yang boleh masuk cuman misua. Sampai di ruang operasi sudah ada dokter anastesi yang menyambut dengan ramah juga dokter Rivai selaku dokter anak. Disaat semua perawat di situ melakukan persiapan obat dan peralatan yang di butuhkan dokter. Dokter anastesi ini yang mengajakkku cerita sambil menanyakan panjang tubuhku. Aku sempat heran. Dan baru tahu kalau ternyata panjang suntikan itu diukur berdasarkan tinggi badan juga *imho. Oiya sebelum disuntik yang paling melegakan adalah dipasangnya oksigen di hidung. Pengalaman waktu lahiran dhafin dulu aku sempat sesak nafas waktu suster ikut mengurut dari atas dadaku agar bayi dhaf turun. Sampai2 malam harinya pasca operasi  aku kesulitan nafas.
Setelah dibius, dipasang juga kateternya. Dan sekitar jam 6 kurang seperempat dokter syarief datang. Tanpa banyak bicara langsung saja proses operasi di lakukan. Tak sampai setengah jam atau sekitar jam 18.02 babyku lahir. Alhamdulillaaah.
My lil guardian angel. Thanks to Allah the Almighty.

Pasca operasi aku di bawa ke ruang observasi. Karena puasaku kelamaan versi dokter anastesi, maka begitu masuk ruang observasi sesuai request dokter anastesi aku diberi minum segelas teh hangat. Tak lama kemudian di beri juga bubur sum-sum yang benar2 menghangatkan tubuhku yang sempat menggigil sebelum operasi tadi. Betapa tidak? Ruangan dengan suhu udara yg sangat dingin dengan keadaan setengah bug*l itu membuat gigi dan tulangku yg tipis itu bergemeletuk. Rasanya sudah mirip sekali di kutub utara 😂

Di ruang observasi ini rasanya lama sekali. Tapi kusenang. Karna sempat yg IMD dengan bayiku di sini. Hmmm, bisa memeluk bayiku untuk yg pertama kalinya. Dan melihatnya mencari puting sendiri itu seperti keajaiban yg nyata ada di dunia para ibu. Saking takjubnya aku bukannya mengajak bayiku berbicara seperti pesan suster tadi. Tapi malah menciuminya terus menerus sambil berlinangan airmata. Hiks. Siapa yg tidak terharu ingat bayiku sebelumnya yg meninggal waktu lahir yang belum sempat aku lihat bentuknya apalagi untuk kupeluk sama sekali seperti ini?😭😭

Selain IMD disitu aku juga disuntik. Kalau gak salah untuk melihat adanya reaksi/alergi obat2an tertentu. Setelahnya menunggu obat rujukan dokter.

Jam setengah 12 malam aku baru bisa keluar dari ruang observasi dan disambut oleh suami dan keluarga kakakku. Rasa jahitannya sendiri tidak begitu terasa. Yang ada perasaan lega. Jam setengah 2 pagi adik bayi dibawa keruangan untuk di beri ASI. Dia diperbolehkan tidur disampingku. Alhamdulillah pengalaman IMD tadi membuatnya tidak kesulitan untuk minum ASI. Langsung lancar. Begitupun dengan ASIku. 

Ini foto pertama kali baby Than masuk ruangan kamarku untuk pelekatan 😍😗😗😗

Malam itu yang kurasakan cuman nyeri sedikit sedikit bersamaan dengan kenyotan adik bayi yang sangat kuat. Sekali dia minum maka jahitan luka seperti ditarik rasanya. Tapi tidak sesakit waktu SC 3 kemarin sih. Yang biasanya malam gitu ga bisa tidur karna jahitan mulai "ngaboh-ngabohi" pasca bius hilang.
Si mata malaikat 😇

Pagi hari juga jahitannya cuman celekit2 biasa. Alhamdulillah masih bisa di atasi. Malamnya, pasca visit dokter dan memastikan kalau jahitannya bagus, dokter meminta suster untuk mencopot infus dan kateterku. Yasssalaaam. Padahal aku belum sedikitpun bisa beranjak. Bergerakpun masih belum banyak. Tapi ternyata itu memang program mobilisasi dini yang saat ini memang sedang digalakkan. Kalau tidak salah inti dari program ini adalah pasien operasi SC cuman diberi waktu selama 3 hari di RS sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.  Untuk infus dan semua selang yg dipasang pun cuman berlaku satu hari. Hwaaaaa. 

Betewe Rule is rule. Rite? Mancrut eh manut deh. Meski dengan hati yg getir. Bayangin gimana kalau mau pip*s? Hhhhh. 
Walhasil, pasca dilepas semua selang, minum jadi diirit2. Biar ga sempat ngerasain kebelet. Tapi diantara dinginnya ruangan, pertahananku jebol juga sekitar jam stgh 3 pagi. Karna belum bisa gerak sama sekali. Aku bangunin suami. Minta dipapah ke belakang. 
Dengan benar2 tertatih dan mengikuti petunjuk atas apa atau bagian tubuh yg mana dulu yg harus digerakkan ke pak suami. Akhirnya berhasil juga jalan dari kasur ke kamar mandi. Meski setelah sampai diatas kasur kembali rasa sakit jahitannya ga cuman di lukanya aja. Tapi terasa juga sampai di kepala. Saking suakkitnyaaa. Perut sengkrang sengkring. Kepala ikut nyut-nyut. Hasilnya? Ga bisa tidur sampai pagi. Anak bayipun rewel. Karna gabisa asyik menyusu seperti malam sebelumnya gara2 emaknya kesakitan melulu. Huhhuu. Selain itu, efek pasca oeprasi SC4 yg paling kurasakan adalah tanganku yg mati rasa. Awal mulanya seperti kesemutan. Lama-lama jadi tidak berasa sama sekali (dan ini hilang sendiri setelah baby F usia 2,5 bulan).

Sampai hari ke-3 di RS rasa sakitnya masih sering menguar. Bahkan ketika posisi sedang tidur lelap pun aku sempat beberapa kali terbangun dengan menjerit karna seperti merasakan ada yg menarik benang jahitan operasiku 😣😭. Sakit sampai nyesek. Sempat terpikir apa begitu juga rasanya malaikat pencabut nyawa mencabut nyawa makhlukNYA ya? Wallahu a'lam bish shawwab.

Tapi yg bisa aku syukuri di hari ke-3 itu adalah, aku sudah mulai "agak sedikit" lincah gerak donk😂 Dokter yang visitpun sudah mulai menginstruksikan untuk pulang. Tapi rasanya kok belum sanggup menghadapi kenyataan *haish*. 

Selain aku yg mulai bisa "sedikit" gerak, di hari ketiga ini ada yg spesial. Yaitu menunya. Kalau dua hari sebelumnya makan sesuai petunjuk dokter gizi mungkin ya. Yang hari ketiga pasien diperbolehkan untuk memilih sendiri menu makannya. Dan setiap hari ada menu western yg bisa dipilih. Ini mungkin salah satu fasilitas yg ada di kelas VIP selain boleh ditungguin oleh lebih dari 1 orang. Minus tempat tidur buat yg jaga seperti kalau di kelas SVIP. Kalau di VIP adanya sofa panjang satu.
Daftar menu makanan pasien hermina pandanaran semarang
Kuisioner berupa pilihan menu setiap harinya. 

Menu makan ala western di RS. HERMINA
Salah satu menu requestku. Lumayanlah dapat beef steak setelah menghindari steak selama hamil.

Selain menu makan yang spesial, yang istimewa di RS. Hermina adalah penanganan yg serba profesional. Dari awal sampai akhir alhamdulillah semua tertangani dengan baik. Suster yg informatif, cooperative dan tentu ramah juga bikin nyaman. 

Sayangnya cuman satu. Selama hampir 5 hari dirawat disini (Aku masuk selasa. Pulang sabtu malam) belum pernah sekalipun sprei kasurnya di ganti. Entah memang prosedurnya seperti itu. Atau akunya yg memang kurang informasi soal itu (aka ndessoo😎)
Seandainyapun itu diganti dan di masukkan ke charge dengan catatan ada pemberitahuan sebelumnya mungkin jadi lebih enak (buatku). Masalahnya tau sendiri orang habis lahiran dan sedang masa nifas kan berdarah2 gitu kan ya?hehe. Kalau sebelumnya dikasih tau buat bawa sprei/perlak sendiri dari rumah kan bisa persiapan sebelumnya 😊.

Tapi so far, puas  banget kok dengan pelayanan di RS. Hermina. So buat kamu yg bingung mau lahiran dimana di semarang? Mungkin Hermina Pandanaran Semarang bisa jadi salah satu pilihannya. 


Salam.







Saturday 10 November 2018

Aplikasi yang bermanfaat untuk bumil

05:38 39 Comments

Yeaay...finally come back again after longtime no write yesss... *lebay*. Tapi yesss udah lama banget kayaknya gak eksis di blog pasca lahiran.
Ngomong2 soal lahiran, di artikel kali ini aku mau sharing ah, aplikasi yang sudah membantu aku banget selama kehamilan.
Yah tau sendiri. Menjadi bumil ada banyak sekali kekhawatiran kan ya. Terutama aku yang menghadapi kehamilan yg kelima. Dengan riwayat SC yang keempat. Duh! Bisa jadi tiap malam adaaa aja yg di pikiran. Untunglah ada beberapa aplikasi yang membantuku mengurangi kekhawatiran2 selama hamil dari trimester pertama hingga terakhir. Maklum lah manis manis ((manis???)) begini aku juga punya insecure untuk beberapa hal dalam hidupku kan ya😆
Jadi bersyukur banget banget ketika akhirnya nemu aplikasi yang cocok ketika sedang berbadan tua eh dua😅

Adapun aplikasi-aplikasi tersebut adalah :
1. Hallo Bumil
Aplikasi ini membantuku untuk memahami perkembangan janin. Dari minggu pertama hingga terakhir. Senangnya setiap kali buka aplikasi ini akan ada pesan yg seolah2 dari debay. Tentang apa yg sedang dialaminya di dalam perut. Jadi berasa kayak udah punya bonding yang kuat gitu sama debay. Selain itu ada juga artikel2 yg bermanfaat yang akan dialami oleh bumil setiap minggunya. Uniknya kita juga bisa simpen foto hamil setiap minggu kehamilannya. Hihihi. Lucuk yaaa (fotoku?)😂🤣
Ini contoh "percakapan" dengan debay selama di perut ya. Disitu ada artikel2 berdasarkan jumlah minggu yang sedang kita alami.
Nah ini dia isi lengkap dari aplikasinya. Tinggal di klik mana yang kita ingin tau ya.
Contoh pesan yang dikirim oleh aplikasi untuk bumil. Jadi terkadang berupa pertanyaan gitu yang jawabannya ya/tidak. Dan setelah memilih salah satu jawaban biasanya akan mengarah satu artikel yang sesuai dengan jawaban kita.
Ini paling favorit. Karena di sini kita bisa menyimpan foto selama kehamilan. Dari minggu ke minggu. Keren kan ya (aplikasinya)..hihihi.

 2. Teman Bumil
Aplikasi satu ini sebenarnya mirip  sama hallo bumil sih. Ada artikel dan tips, perkembangan janin dan pwrubahan tubuh ibu. Yang membedakan disini ada ceklis buat ngecek perkembangan janin. Sehingga jadi punya daftar pertanyaan sebelum periksa ke dokter/bidan. Selain itu di update an terbaru ada juga buat record ibu dan bayi. Mengukur panjang dan berat janin. (Tapi aku belum sempat ngerasain update an yg terbaru ini sih. Udah lairan soalnya 😊)

Untuk contoh fitur di dalamnya kayak gini yaa :




3. Amalan Ibu Hamil
Di aplikasi ini kita bisa memutar ayat-ayat suci al-qur'an yang berhubungan dengan kehamilan secara otomatis.
Ada surat Alfatihah, surat Yusuf, surat Maryam, surat Lukman, surat At-Taubat, Al Hujurat dan Yaa siin.
Tak hanya bisa di perdengarkan. Tapi juga ada versi tulisan beserta artinya. Aplikasi ini membantuku ketika ingin mengaji atau "nyemak" bacaan alqur'an tanpa harus beranjak dari tempat tidur 😁
Maklum, kadang tiba-tiba ngerasa gak tenang gitu akunya. Jadi di manapun bisa lebih mudah sih. Tinggal buka hp trus cari aplikasi ini. Kalau bawa headset tinggal dengerin. Tapi kalau pengen ngaji langsung, tinggal buka yang bagian surah dan terjemahannya deh. 

Ini daftar surat yang ada pada aplikasi ya.

Ini contoh tulisan dan terjemahan surat-nya. Memudahkan kita untuk bisa ngaji dimana saja. Sekalian kalau ingin tahu terjemahannya.

4. Amalan Ibu hamil
Aplikasi yang satu ini adalah aplikasi favoritku. Isinya antara lain : 

Kenapa favorite? Karena di dalamnya ada banyak doa dan amalan untuk janin. Dari semasa masih dinkandungan. Sampai doa untuk anak supaya sholeh/shalihah. Sedikit cerita pengalamanku ya. Entah kenapa setiap kali hamil, aku selalu bermimpi buruk. Mungkin karena ketakutan yang sampai tersimpan di bawah alam sadarku kali ya. Jadi kebawa ketika tidur. Dari yg mimpi sedang tidur dikelilingin kelabang. Pokoknya diikutin hewan2 melata kecil2 sampe banyak dimana-mana. Sampai pernah juga ngimpi dikejar-kejar pocong. Sampai setengah sadar ada pocong tidur diatasku waktu hamil dhafin. Selain pocong, aku juga sering mimpi dikelilingi makhluk2 ghoib gitu deh. Ngeri kan. Jadi setiap kali hamil seringnya malah takut tidur dan akhirnya begadang. Alhamdulillah. Entah sugesti entah emang karna doa yg selalu aku baca dan tidak pernah kutinggalkan dari aplikasi ini. Dari minggu awal kehamilan sampai lahiran. Gak pernah sekalipun aku mimpi buruk. Mimpi menakutkan cuman sekali. Ceritanya juga cuman ketemu sama om nya suami yang sudah meninggal. Itu aja. Kata orang itu pertanda yang meninggal minta kiriman doa. Ya sudah deh kirim doa habis mimpi itu. Case closed. Gak kayak yang mimpi-mimpi serem yang membayangi hingga berhari-hari gitu.

Dan alhamdulillahnya di kehamilan terakhir kemaren aku nemu doa pelindung diri untuk bumil. Dibaca tiap kali maghrib. Tapi aku setiap kali hbs sholat lima waktu plus habis tahajjud. Jarang banget gak baca doa ini sih. Alhamdulillah banget. Kekhawatiran selama hamil ku jadi berkurang. 
Ini nih aku screenshot in doa berikut artinya yg bagus dan lengkap sekali menurutku ya :


Nah, sekarang jadi tahu kan ya. Aplikasi yang bermanfaat selama jadi bumil. Ini sih pengalamanku ya. Mungkin ada yg lebih bermanfaat bagi buibu semua. Boleh banget kalau mau dishare di sini. Biar kita bisa sharing ilmunya.

Salam.


rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog