Thursday 29 November 2018

Pilih steril atau KB yang lain?



Pasca menjalani Sc Keempat kemarin, satu hal yang paling sering ditanyakan orang adalah "Langsung mau steril (tubektomi) atau pakai KB yg lain?"

Hmmm, baiklah. Secara mau konprensi pers tapi kok masih tetep kalah pamor sama hartees. Jadi cukup saya kemukakan pada artikel ini saja ya.

Jadi kemarin itu ceritanya aku sempat galau. Mau steril atau pasang KB. Yah, namanya orang operasi sc udah sampai 4 kali kan ya? Jadi menurut orang2 biar aman aku wajib steril. Tapi disatu sisi dulu pernah ada yg bilang kalau steril itu tidak diperbolehkan dalam agama. Hhmmm. 

Baiklah, sebelumnya. Apa dan bagaimana sih KB steril. Aku kutipin artinya dari laman mbah gugel dulu ya?

Tubektomi adalah metode kontrasepsi atau pencegah kehamilan yang dilakukan oleh wanita. Tak seperti pil KB atau spiral yang bisa dihentikan kapan pun ketika Anda memutuskan untuk hamil, tubektomi sifatnya permanen. Cara kerja KB steril tubektomi adalah memotong atau mengikat saluran tuba falopi. Dengan demikian, sel telur pun tidak akan bisa menemukan jalan menuju rahim. Sel sperma juga tak akan bisa mencapai tuba falopi dan membuahi sel telur. Tindakan tersebut berfungsi untuk mencegah pembuahan dan kehamilan.
Proses tubektomi ( www.kompasiana.com)

Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa bedanya steril (tubektomi) dengan KB yang lain adalah kalau pada tubektomi ini sifatnya permanenm kalau KB yg lain, ibaratnya masih bisa copot pasang 😅. 

Secara ilmu agamaku masih sangat terbilang "cethek", maka sebelum memutuskan segala sesuatunya, aku langsung nyari ilmu soal syarat sah steril ini deh. Aku menemui seorang teman yg juga uztad. Dan menurut beliau, seseorang diperbolehkan stiril jika mengalami dua hal (kurang lebihnya seperti ini) :
1. Apabila kita punya penyakit yg menyebabkan kehamilan berikutnya jadi berisiko dan membahayakan nyawa ibu/bayi yg dikandungnya.
2. Mengikuti saran dokter.

Setelah mendengar penjelasan dari sang uztad tersebut. Akhirnya aku memutuskan untuk konsultasi dengan dokter kandunganku.

Dan ternyata beliau tidak menyarankan. Mengingat usia, jumlah anak dan kondisi rahim yg (insyaallah) baik. Beliau hanya menyarankan untuk pasang KB saja. Bisa KB pil atau IUD.
Karena aku punya riwayat pernah operasi karna "sakit dalam", dulu aku selalu disarankan untuk tidak KB yg sifatnya hormonal. Jadi waktu dokter kandunganku bilang untuk KB pil, aku protes donk. Dan kata beliau ada juga skg pil KB yg ga hormonal. Hmmm. Tapi mau coba kb pil kok takut ya? Masalahnya susah minum obat je. Takut lupa and something. 

Dari saran dokter itu berarti aku gak memenuhi syarat buat steril donk. Tapi dasar manusia pengen cari pembenaran, akhirnya konsultasi lagi sama suami. Waktu itu aku cuman bilang keputusan ada di tangan suami. Kalau suami ridho. Ya aku tetap steril, meski tidak memenuhi syarat. Tapi kalau suami gak ridho, yak okelah. Nanti bisa pakai IUD lagi.

Oleh suami ternyata disuruhnya nanti aja diputuskan habis lahiran. Lah? Padal kalau steril kan enaknya bersamaan dengan proses lahiran kan? Soalnya kata temen yg habis steril itu sakit juga di perutnya terasa "pegal".
Hmm. Dan sependek sepengetahuanku ada 1 : 1000 kasus pada tubektomi ini  yang gagal. 99% nya berhasil secara efektif mencegah kehamilan.

Yasudahlah akhirnya ikut kata suami. Toh jujur aja, di balik hati yang terdalam. Mau steril kok takut. Takut kalau ada apa2 sama bayi pasca lahir. Takut kalau bayi gak nangis lagi waktu lahir. Takut kalau tiba-tiba persalinan tidak berjalan dengan baik, takut apabila ada sesuatu hal yang terjadi di dalam rahim... ah, terlalu banyak ketakutan jika sesuatu terjadi sama si bayi di saat emaknya sudah stiril.

Jadi yaaa bismillah. Ikhtiar aja deh. Tiga minggu masa nifas aku langsung pasang IUD. Karena menurutku itu salah satu alat KB yg insyaallan lebih aman dari pilihan alat KB yg hormonal.

Dengan tidak "steril", itu tidak berarti kalau aku masih menyimpan keinginan untuk punya anak lagi. Tidak. Insyaallah cukup memiliki dua putra ini yg akan aku didik dan besarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Jadi selain ikhtiar otomatis sambil banyak2 berdoa juga. Semoga "kesuburan" yg aku miliki diberikanNYA kepada orang2 yg sedang benar2 menginginkan kehadiran buah hati di tengah2 keluarga mereka. Aamiin aamiin yra.

Salam.






1 comment:

  1. Wah teman2 saya malah pada takut pake IUD mbak. Takut geser. Hehe..

    ReplyDelete

Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.

rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog