Sunday 17 February 2019

Gandjel Rel : Komunitas dan Wanita Millenial

18:52 1 Comments

Komunitas dan wanita millenial
Sudah bukan barang baru kalau sekarang bukan hanya pria tapi wanita juga punya komunitasnya sendiri.
Wanita jaman now alias wanita di era millenial ini sekarang tak hanya dituntut untuk bisa 3M (Macak, Manak, Masak) tapi juga harus bisa mengikuti perkembangan jaman di era digital ini.

Lihat saja lapangan pekerjaan sekarang ini. Tak lagi yang harus berseragam. Pagi berangkat, malam baru pulang. Tapi banyak sekali pekerjaan yang bisa dengan cara cukup dikerjakan dirumah. Meski berdaster, sudah banyak sekali wanita yang bisa menghasilkan uang jauh lebih banyak dari para wanita karier diluaran sana. *Luar sana lo yaaa. Bukan disini* (Toyor pala sendiri)

Cukup bermodalkan smartphone.  Tahu penggunaan internet. Syukur2 bisa konek dengan pengoperasian laptop. Jago nulis. Jago foto. Punya blog? Hhhmmm, insyaallah aman!
Lalu, apa hubungannya dengan komunitas?
Dengan komunitas, kita akan mendapatkan jaringan yang kelak akan membantu kita menambah pundi2 keuangan.

Dan berbicara soal komunitas, diantara komunitas yang sudah saya ikuti. Ada satu komunitas yang jadi favorit saya.
Yaitu komunitas blogger perempuan bernama Gandjel Rel atau disingkat GR.

Komunitas dengan slogannya "Ngeblog ben ra ngganjel" ini cocok banget dengan saya yang suka curhat. Hahaha.. Gakpapa lah ya? Saya percaya berawal dari curhat, tulisanpun bisa mengalir indah *halah!🀣😁*

GR ini digawangi oleh 5 foundernya yang pasti sudah tenar dikancah perbloggingan. Yaitu : Mbak Uniek, Mbak dedew, Mbak Rahmi, Mbak Wuri dan Mbak Lestari. Dan anggotanya (yang biasa disebut tidak hanya berasal dari Semarang saja. Contohnya saya yang berasal dari Purwodadi. Alhamdulillah masih diijinkan untuk bergabung di sini (makasih mbak2 founder!)

Kenapa Gandjel Rel?

Kalau ditanya : "Kenapa bergabung di Gandjel Rel?"
Maka saya punya beberapa alasan diantaranya :
1. Saya butuh tempat untuk melatih sekaligus menempa kemampuan saya menulis (ngeblog)

Awal keikut sertaan saya sendiri adalah pada tahun 2017 yang lalu. Dari tetangga sekaligus teman baik saya di komplek batursari, yang sudah menjadi travel bogger ternama. Yaitu mba Vita pusvitasari. Dari mbak vita inilah kemudian saya kenal dengan salah satu founder Gandjel Rel yang juga penulis buku kenamaan. Yaitu Mbak dedew. Alias Dewi Rieka. Pertama tau tulisan beliau dari twit nya. Tentang tips2 kepenulisan waktu itu. Akhirnya sekitar bulan Oktober tahu 2017 saya positif gabung dengan Blogger keren di Semarang ini.

2. Anggotanya ramah dan gampang akrab

Coba deh gabung. Berasa jadi ratu seharian. Karna smua akan dengan ramah menyapa dan menyambut kita. Meski cuman lewat kata-kata.
Dari hal pertama tersebutlah, saya langsung merasa cocok dan berasa menemukan keluarga kedua.

3. Banyak ilmu yang bertebaran di grup WA

Dengan bermodalkan wa grup, saya bisa belajar kepada para senior dan GRes yang sudah lebih professional dan sangat kompeten di bidang perbloggingan. Ada kalanya juga kita saling tukar dan share ilmu bersama. *kalo saya mah bagian yg nyimak aja ya πŸ˜‚*

4. Banyak event keren yang diselenggarakan

Baik event pribadi. Seperti pelatihan kepenulisan bareng, share ilmu maupun arisan (saya belum sempat ikutan yg ini nih), ada banyak sekali juga event kerjasama dengan beberapa lembaga/company.

5. Bisa update lomba blog yg ada dimana aja

Tapi sampai sekarang baru beberapa lomba yg saya ikuti. Entahlah. Masih minder kalau mau ikutan lomba blog. Pernah menang sekali. Waktu ikut GA nya mbak dian onasis. *alhamdulillah. RekorπŸ€£πŸ˜‚*

6. Anggotanya perempuan semua πŸ˜‰

Ya. Namanya komunitas blogger perempuan sih yak. Jadi alhamdulillah 100% anggotanya wanita. Hmmm, enak kan. Jadi bisa bebas curhat apa saja (Yang ini beneran loh. Dari hal apaaa saja bisa diomongin. Tapi ya enak aja gitu. Nyambung dengan kehidupan nyata 😁)

Oiya, Gandjel Rel ini berulang tahun setiap tanggal 22 Februari. Dan sepanjang sejarah tergabungnya saya di komunitas ini, alhamdulillah saya pernah ikut perayaannya yang meriah itu sekali. Disaat ulang tahun yang kedua.

Sedang satu minggu lagi GR kembali berulang tahun yang keempat di tahun ini tapi sepertinya tidak bisa ikut. Karna udah beberapa hari ini sedang batuk. Jadi tidak bisa ditinggal/ diajak. (Maaf yaaa😭)

Harapan untuk GR
Harapan kedepannya semoga Gandjel Rel semakin sukses dengan segala event2 bersama semua anggota-anggotanya. Eksis terus di kancah perbloggingan dunia. Dan terus menjadi komunitas perempuan yg paling bermanfaat dunia akhirat. Aamiin

Selamat ulang tahun Gandjel Rel. Doa terbaikku selalu untukmu 😘😘😘😘

Salam.

#roadto4thgandjelrel #4thgandjelrel #blogchallengegandjelrel

Tuesday 12 February 2019

Kebutuhan anak dan peran Ibu

08:39 0 Comments

Menjadi seorang ibu tentu saja adalah hal yang paling membahagiakan. Tapi di balik gelar "ibu", tentu saja ada beberapa konsekuensi yang harus dijalankan. Dan konsistensi untuk harus terus mau belajar.

Konsekuensi sebagai ibu, yang merupakan madrasah bagi putra/putrinya, tentu saja kita dituntut untuk tidak hanya bisa menjadi orang pertama yg bisa mendidik dan mengajarkan banyak hal. Tapi juga harus bisa memberi contoh dan menjadi suri tauladan yang baik di segala bidang.

Sehingga dari konsekuensi tersebut, tercetuslah sebuah keinginan kuat untuk terus konsisten belajar.
Belajar untuk bisa mendidik, mengajar dan menjadi apapun bagi sang buah hati hingga mampu mendorongnya menuju gerbang kesuksesannya kelak. Insyaallah. Aamiin.

Masih ingat bukan? Beberapa hari yang lalu viral sebuah video berdurasi sekitar 51 detik yang berisikan bagaimana seorang murid yang menantang gurunya dengan menarik kerah sang guru ketika ditegur untuk tidak merokok di kelas. 
Sungguh miris melihat seorang murid, yang notabene juga seorang anak bisa tidak memiliki rasa hormat kepada guru yang kalau disekolah merupakan pengganti kita, yaitu orang tua.

Entah kenapa begitu membaca kabar tersebut via medsos, saya merasa miris. Dan langsung mengaca. Adakah ajaran yang salah yang kita ajarkan kepada anak2 kita? (Disini yang saya pikirkan adalah diri saya sendiri. Apa yang perlu saya ajarkan kepada anak saya agar kelak dia mendapat lingkungan yang baik dan punya moral yang baik untuk diri, lingkungan dan sesamanya?)

Sejenak termenung, tiba-tiba saya seperti menemukan air di padang pasir ketika menemukan beberapa buku parenting hadiah dari kakak saya di rak buku tepat di depan meja saya.

Dan berikut beberapa hal yang mungkin bisa jadi sebuah "catatan" untuk diri saya sendiri tentang bagaimana "perlindungan" yang bisa dilakukan untuk mencegah pergaulan yg buruk untuk anak2 kelak (aamiin)

Tentang kebutuhan anak
Dalam buku yang ditulis oleh Miftahul Jinan ini, tertulis : 

1. Kebutuhan kedekatan psikologis antara orang tua dan anak.

 "Salah satu kebutuhan terpenting yang harus dipenuhi secara lahir adalah kelekatan psikologis dengan ibunya"
Kelekatan ini diperlukan untuk membentuk kepercayaan anak kepada orang lain, merasa diri diperhatikan dan menumbuhkan rasa aman.

Hak pelekatan ini bisa dilakukan semenjak bayi. Bahkan ketika masih berupa janin masih dalam kandungan. Dengan mengajaknya berbicara sembari mengelus perut.

2. Kebutuhan akan rasa aman.
Seorang anak membutuhkan lingkungan yang bisa menjamin rasa amannya. Lingkungan yang berubah2 dan tidak stabil akan sangat berbahaya bagi perkembangan emosi bayi. Dan seorang anak dengan emosi yang tidak stabil dan meledak-ledak merupakan bibit bagi munculnya moral yg tidak baik.
Source : pixabay
3. Kebutuhan akan fisik dan mental
"Seorang ibu yang sering menatap mata anaknya, mengelus, menggendong, berbicara kepada anak dan bercanda saat anak tersebut di bawah usia 6 tahun akan mempengaruhi sikap bayi menjadi anak yang gembira, antusias mengeksplorasi lingkungannya dan menjadikannya anak yg kreatif."

Sikap orang tua yang menerima anaknya (penuh kata cinta, sayang, dorongan, pujian, ciuman, elusan di kepala, pelukan dan kontak mata) membuat anak merasa disayang, dilindungi, dianggap berharga. Sehingga akan membentuk kepribadian yang pro-sosial, percaya diri, dan mandiri namun sangat perduli dengan lingkungannya.

Peran Ibu 

Dari tiga kebutuhan anak yang harus dipenuhi oleh orangtua seperti yang tertulis di buku berjudul "Aku wariskan Moral bagi Anakku" oleh Miftahul Janan diatas.
Jelas tertulis bahwa orangtua disini titik beratnya adalah Ibu. Jadi ibu memegang peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan anak.
Karena kita tidak bisa menjaga sikap orang lain kepada kita dan anak2. Yang bisa kita lakukan sebagai ibu disini adalah mengajarkan bagaimana cara anak bersikap. Dengan memenuhi dulu semua kebutuhan anak. Yaitu kebutuhan mereka akan kelekatan psikologis,fisik, mental, rasa aman dan nyaman. Sehingga anak akan memiliki integritas sendiri, dan memiliki prinsip yg kelak akan mereka pegang sebagai pondasi kuat bagi mereka untuk bisa melindungi diri. Termasuk dengan membatasi lingkungan pergaulan yg dirasa tidak cocok dan nyaman untuk mereka sendiri.
*aamiin*


Salam.

************
Tema 3 : Perlindungan Anak
#blogchallengegandjelrel #4thgandjelrel #roadto4thgandjelrel







Sunday 10 February 2019

The story of Rana and Rafi

00:15 0 Comments
Rafi mengernyitkan kening. Ada yang aneh dengan Rana, kekasihnya.

Sudah beberapa hari ini ajakan Rafi untuk makan keluar ditolaknya. Ketika ditanya, Rana selalu saja mengalihkan pembicaraan.

"Hmmmh," dengus Rafi sembari membantingkan tubuhnya di sofa depan kamar kosnya.

Tiba-tiba sekelumit bayangan buruk menghampirinya.
"Jangan-jangan Rana sudah punya seseorang yang lain dihatinya?
Atau bahkan diam-diam  Rana sudah berpacaran dengan Rio, teman lelaki yg dekat dengan Rana akhir-akhir ini?
Aaaaarggghhhh.....", dada Rafi bergemuruh. Rasa marah dengan cepat menyergap.

Diambilnya HP dari dalam saku tas punggungnya. Dicari nama Rana dengan scrolling cepat dan segara di pencetnya tombol memanggil.

Ada nada menunggu disana. Tapi tak kunjung ada jawaban dari seberang.
"Hhhh...kemana sih ni anak?" rutuknya.

Tak sampai berapa menit Rafi melajukan motornya. Kemana lagi kalau bukan ke kampus. Rana pasti sedang sibuk dengan kegiatan kampusnya.

Dan benar saja. Rafi melambaikan tangan melihat Rana sedang bergerombol diantara teman2nya yg seolah sedang mendiskusikan sesuatu.

Rana cuman mengendikkan bahu dan memberi isyarat Rafi untuk menunggu di tempatnya berdiri.

"Hih. Apaan sih ni anak" pekik Rafi pelan.
Tapi mau tak mau dia tetap tak bergeming dari tempatnya semula.

Diliriknya kafe malibu yang ada diseberang sana. Emosi sudah membuatnya kehabisan tenaga sepertinya. Dia butuh minum untuk menyegarkan kembali raganya. Jadi diputuskannyalah untuk membeli air mineral dan kopi botolan dingin kesukaan Rana.
Sesudah mendapatkan plastik berisikan dua botol di tangannya, Rafi segera membalikkan badan dan bersiap kembali ke parkiran motor yang dekat dengan tempat pertemuan Rana.

Akhirnya, tak sampai 10 menit Rana tampak menghampiri dengan berlari kecil hingga membuatnya terengah2 ketika berada di samping Rafi.
"Nih", kata Rafi sembari menyodorkan kopi dingin dari botol yg dibelinya tadi.
Rana tampak membelalakkan matanya untuk sepersekian detik sebelum mendorongkan tangannya. Menolak pemberian Rafi.
"Eh, kenapa? Bukankah itu kesukaan kamu?"
Rana tak menjawab cuman menggelengkan kepala dan mengangkat tas ranselnya.
Ada botol tupperware berisikan air putih.
"Sejak kapan kamu mau minum air putih?" ledek Rafi. Dia tahu Rana bukan penyuka air tak berasa tersebut.
Yang ditanya cuman mengangkat botolnya segera. Membuka penutupnya dan menuangkan isinya dengan segera ke mulutnya hingga bunyi "glek glek glek" terdengar jelas di telinga Rafi. Rafi tertawa ngakak.

"Aku sekarang mau ngurangin minun kopi, Fi" kata Rana kemudian.
"Owh", jawab Rafi pendek.
"Dan aku mau ngurangin juga minum pakai botol gitu."
"Lah kan kamu juga minum air pake botol kan tadi"
"Iya. Tapi kan bukan yg sekali pakai. Jadi mengurangi sampah plastik"
"Hmmm. Bagus deh" jawab Rafi sembari memonyongkan mulutnya.
Tak ayal, membuat Rana ingin menyubit pinggang Rafi.
Tapi belum sampai cubitan itu mendarat. Tiba-tiba perut Rana berbunyi. Dia baru ingat belum makan siang sedari tadi. Pulang ngampus langsung rapat dan berkumpul dengan teman2 nya di ZWC. ZeroWaste Crew. Organisasi yang isinya orang2 yg berkomtimen untuk mengurangi sampah dan menjaga bumi.

"Ya sudah. Kita ke warung Pak Maman aja yuks. Beli dua bungkus nasi rica2 belut favorit duo R. Rafi dan Rana" kata Rafi sembari terkekeh. Geli sendiri mendengar dirinya menyebut namanya sendiri dengan duo R.

"Eh. Kok dibungkus? Dine in dooonk. Kan uda komit gak bakal nambahin sampah plastik", protes Rana.
Yang diprotes nyengir. "Hihihi. Maaf sayangku. Lupaaaa" kata Rafi sembari menyalami Rana.
"Kok salaman. Emangnya lebaran?" goda Rana kemudian disambut dengan tawa Rafi yg berderai sembari berkata pada batinnya sendiri bahwa mulai besok dia tidak hanya akan menemani Rana. Tapi juga akan bergabung dengan tim ZWC.
"Melakukan hal positif untuk lingkungan hidup dan Bumi ini. Kenapa tidak?"

****

#RoadTo4thGandjelRel #BlogChallengeGandjelRel
#4thGandjelRel









rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog