Monday 29 May 2017

"ISTRI" KEDUA


Aku menunggu kata2nya lagi. Namun sia2, yang kutunggu hanya menundukkan kepala. Untuk kesekian kalinya. Tak ada lagi beberapa kecap yg terlihat akan dilontarkan begitu saja.

Ah, masih saja sama. Aku selalu mengalami keadaan ini berulang kali.

Hatiku sudah terlanjur bias, untuk terus mengikuti kemauannya. Menyembunyikan bahkan menelan mentah seluruh keinginanku yg tersimpan jauh lebih dalam.

Makhluk di depanku semakin menunduk. Dan aku jauh lebih ta perduli. Tak ada lagi kata, senyuman bahkan tawa itu lagi di antara kami.

"Dia akan datang selasa ini". Katanya pelan. Memecah kesunyian. Setelah ribuan detik yang kunantikan.
Aku hanya menghela nafas.
"Iya" jawabku sembari menahan sesak di dada. "Ah, aku bisa apaaa?" batinku nelangsa.

Sejurus kemudian tnpa kuduga, dia mulai berbicara kebaikan2nya, kelebihan2nya hingga membanding2kan dengan yg sebelumnya.

Kuatur nafasku. Tidak seharusnya aku heran'kan? Sekali lagi, ini bukan untuk yg pertama kalinya. Seharusnya, aku lebih bisa menerima.
Tapi entahlah, rasa kekanak2anku terkadang muncul dengan sendirinya. Merasa terabai disaat keinginan2ku belum mendapatkan tempat, namun harus kembali "terpendam" karna keinginan2nya.

Aku beranjak dari tempat ku duduk. Mencoba mencairkan suasana. Suasana hatiku sendiri lebih tepatnya.

Entah kenapa yg muncul dalam benakku hanya kata2nya. Membayangkan sosok yg akan datang selasa depan itu.

Bagaimana aku menyambutnya? Dengan senyum, tangis atau tawa? Entahlah. Biar nanti hatiku sendiri yang akan "berbicara".

Akhirnya, selasa depan yang ditunggunya pun tiba. Suamiku sudah bersiap di ruang tamu. Sedang aku? ah, aku lebih memilih untuk tidak mendekatinya. Meski di satu sisi hatiku rasa penasaran itu menyergap dada.

"Ting tong" sontak jantungku berdegup lebih kencang begitu mendengar nada bel pintu mengeluarkan suara.

"Oh iya, silakan masuk." Kudengar suamiku menyilakan tamunya. Nada suara yg berat kudengar diseberang sana.
"Dik..." panggil suamiku.
Aku tak menjawab panggilannya. Namun tetap saja melangkahkan kaki untuk mendekat.
"Ini dia sudah datang." Kata suamiku dengan nada riang sembari mengelusnya. Aku tercekat untuk waktu yg kesekian. Habis sudah hatiku.

Sesosok "istri" muda belia yg masih mulus kinclong tanpa cacat itu sekarang berdiri tepat di hadapanku.

Ah, tiba2 airmataku mengambang.  Melihat gelagatnya yg masih sama. Aku tahu setelah ini, pasti "jatah" elusan tangannya untukku akan berkurang.

Karena suamiku pasti lebih sayang meski sama seperti riwayat yg sebelum2nya. Tak pernah ada yg bisa bertahan lebih dari 3 tahun. Tidak sepertiku yg pasti tak tergantikan.

Selamat datang "istri" kedua. Semoga selamanya begini saja. Cukup berupa benda. Dan tidak pernah orang  :)



23 comments:

  1. hadeh..aku pikir istri keduanya ayu ting tong.hahahah....

    ReplyDelete
    Replies
    1. walaaaah, Emange nulis cerita janji suci ala ertong sebelah mbakyu? wkwkwk

      Delete
  2. Aku deg-degan lho... Eh ternyataaaaa

    ReplyDelete
  3. Ihihihi kereeen... Tak cubit pipimu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan dicubit kakaaak.
      cukup transferin uang ajaah *kibas poni*

      Delete
    2. jangan dicubit kakaaak.
      cukup transferin uang ajaah *kibas poni*

      Delete
  4. Replies
    1. ini curhat ya kakaaaak... jangan diketawaain duuunk *LOL*

      Delete
  5. Hahaha.. astaga, dilema emak-emak ini mah...

    ReplyDelete
  6. Mbaaaa.. Aku masih mikir cew cantik yang mulus kinclong.. Masih gak ngeh sama foto motor.. Galfok kayaknya.. Xixiix
    Ternyataaaaaaa

    ReplyDelete
  7. Walah dalah untung pak eko gak minta nikah lagi, kok ya mesake men motor dibilang istri kedua, itu pan benda bukan orang 😂😅, jadi kalah ma motor nih 😃

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihii.. itu bahasa kiasan kok mbavit. Kan di judul tulisan istri uda ada kukasih tanda kutipnya ^^

      Delete
  8. huuffttt..deg deg seer..dah nebak2 siapa.. tapi dapet spoiler di group 1m1c.. jd dah siap hempaskan..wkwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh gara2 spoiler temen2 grup uda siap2 dihempaskan deh ni yaaa...

      Delete
  9. Aku juga punya madu, seset alat pancing dengan anak-anaknya, berbagai jenis umpan.

    Jadi pengen kapan2 dibonceng madunya Mbak Rahma
    *ehpiye? :p

    ReplyDelete
  10. Mulus kinclong tapi nggak bernafas ya mbak, heheh..

    ReplyDelete
  11. Endingnya menjebak. Wkwkwkw.....Seru deh ceritanya. Kupikir istri kedua beneran. Mantaplah ide nulisnya.

    ReplyDelete
  12. Salfok sama gaya bahasa nya. Bikin saya minder tp lebih ke arah termotivasi pengen kaya mba @RAHMA21. Harus banyak belajar nih. Sukses mba!

    ReplyDelete

Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.

rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog