Wednesday 26 July 2017

THE MOCHA EYES : Pentingnya memiliki seseorang yang mau mendengar


Pernah merasa menjadi seseorang dengan "luka" yang sangat dalam? Merasa kecewa karena kepergian seseorang? Sulit untuk menemukan diri sendiri lagi setelah rentetan peristiwa yang bikin trauma?

Ah, buku yang satu ini mungkin cocok untuk dibaca. The Mocha Eyes. Sebuah buku karya Aida M.A yang isinya setebal 245 halaman ini kurang lebihnya menceritakan hal di atas.

Berawal dari kisah Muara si wajah putih dan mata sipit terkesan dingin. Ternyata menyimpan duka yang mendalam karena kepergian kekasihnya. Belum lagi dirinya yg sempat mendapatkan perlakuan asusila dari seorang psikopat di kampusnya. Pun ketika akhirnya Ayahnya yang meninggal karena shock putrinya mendapatkan perlakuan tidak senonoh tersebut. Membuatnya kembali tenggelam dalam perasaan bersalah dan duka serta luka yang teramat dalam.

Bukan salah Ara, (panggilan Muara) ketika akhirnya dia semakin tenggelam dalam dunianya sendiri. Rokok dan segelas kopi pahit adalah pelampiasan akan semua masalahnya. Tak pelak sudah beberapa kali dia dipecat dari pekerjaannya. Karena kebiasaannya  tidak bisa tidur di malam hari, tetapi menjelang pagi menjadikannya selalu terlambat masuk kantor pagi. Sikapnya pun berubah 360 derajat dari yg sbelumnya ceria dan periang menjadi orang yg cenderung cuek, tak perduli dan menutup diri.

Hingga pada akhirnya Ara dikirim untuk mengikuti training motivasi di kantor barunya. Dan bertemu dengan terapis tampan bernama Fariz.

Mereka bertemu seperti sebuah chemistry. Ara yang cuek tanpa perduli sekitarnya. Serta fariz yang percaya akan siluet gambar wanita yg selalu mengisi mimpinya bahkan terbentuk pada awan yang dilihatnya sepanjang perjalanan udara menuju tempat training motivasi yang juga diikuti ara.


Dan semua pertanyaan itu terjawab, ketika Fariz menemukan ara. Mata Ara yang menyimpan sejuta luka hanya mampu dilihat oleh mata Fariz.
Tapi tidak semudah itu. Hati Ara tak semudah itu untuk ditaklukkan. Namun akhirnya mokka lah yang menyatukan mereka berdua. Kopi  pahit yang slalu diminum Ara setiap pagi agar ta mengantuk di tempat kerja berpadu dengan coklat yg di tuang Fariz. Hingga membentuk sebuah rasa baru bernama MoKa.
Analogi Moka itulah yang membuat ara tersadar bahwa hidup ta selamanya pahit.

 Hal itulah yg  kemudian mendekatan Ara dan Fariz. Secara perlahan ara mulai membuka diri dan mulai bercerita tentang masalahnya pada Fariz.

Intrik yg kemudian terjadi adalah hadirnya sosok Meisha. Seorang janda cantik teman kantor Fariz yang terang2an menyatakan sukanya pada Fariz. Hingga menekan ara dengan menciptakan cerita bohong akan hubungan percintaan antara dia dan Fariz. Yang membuat ara cemburu dan berniat meninggalkan Fariz.

Namun ketika ara bermaksud memberi hadiah sebuah video rekaman berupa slidw foto dirinya dengan potongan siluet badannya. Disitulah Fariz mulai yakin bahwa Ara adalah wanita yg selalu ada pada mimpinya.

Akhirnya merekapun merajut cinta. Dan sejak saat itulah kehidupan ara 360° berubah. Dia mulai termotivasi untuk menjalani hidupnya dengan lebih baik lagi. Ara bahkan dipromosikan menjadi manager di kantor karena prestasinya.

Membaca cerita ini diantara cerita miris bunuh diri yg sedang marak sekali di sekitar kita rasanya seperti mengaca.

Memposisikan diri sebagai sosok ara dengan segudang masalah dan menyimpannya menjadikan kita bisa lebih berempati akan orang lain. Meskipun tidak bisa diingkari bahwa setiap orang dengan masalahnya sendiri. Namun alangkah baiknya kalau kita punya seseorang untuk mendengar apapun cerita kita. Apapun yg kita rasa harus kita menej dan tak pernah ada salahnya untuk dibagi dengan org yg bisa kita percaya.

Menjadi pendengar yang baik mungkin tidak bisa sepenuhnya menolong, tapi setidaknya bisa mengurangi beban si pemilik masalah.

Dalam hal kaitannya dengan kejadian suicidal yg marak di berita. Entah kenapa langsung teringat pada cerita di novel ini.
Meski pelakunya tidak sebodoh itu dengan bbertindak nekat menghabisi nyawanya sendiri. Namun salah satu hal yg mungkin bisa memacu tindakan bunuh diri selain karna faktor ekonomi, bisa jadi karena faktor kejiwaan yg nengaruh pada perasaan BLAST (BORED, LONELY, ANGRY, STRESSED, TIRED). Bosan, merasa sendirian, marah, stress, depresi dan lelah. Semua rasa yang pernah di alami oleh sosok Ara.

Cuman cerita pada novel ini dikemas dengan kondisi yg berbeda. Keberuntungan Ara bertemu dengan seorang terapis motivasi yang mampu mengajaknya bicara menjadikannya mampu menemukan dirinya kembali. Seperti dulu lagi.

See? Betapa memiliki seseorang yang mau mendengar bisa jadi kekuatan bagi kehidupan seseorang? Cerita ini menginspirasi untuk mau berbagi cerita dengan seseorang dan sebaliknya. Menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Terutama orang-orang dekat di sekitar kita.

Dan ini adalah salah satu buku yang menginspirasiku akhir-akhir ini untuk #arisanbloggergandjelrel. Tema cantik yang diutarakan oleh travel, fashion dan lifestyle blogger cantik, mba vita pusvitasari dan blogger sekaligus pengusaha muda yang selalu jaya mba anita makarame. Yang tentu saja, blog mereka juga penuh motivasi dan inspirasi.

Jadi, apakah kamu sudah berbagi atau mendengarkan cerita seseorang hari ini?





6 comments:

  1. Alhamdulillah, makasih sudah nulis ya mbak ma, semua luka akan sembuh oleh waktu, selain kita butuh pendengar yang baik juga butuh self healing, lama lama akan sembuh dan confidence lagi, emang serem kalau kita dikepoin ama psikopat orang yabg terobsesi dengan kita, memori luka terkadang menganga ketika kita tak sengaja diingatkan lagi, bukunya bagus 😊👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbavit. Bukunya bagus. Ayooo dibacaa.dibacaaa ^^'

      Delete
  2. Ringkasan ceritanya bagus mba, apalagi cerita utuh dlm novelnya yaa...
    Dlm kehidupan nyata, gak semua org bisa jd pendengar yg baik, pdhl kdg orang yg sdg punya masalah cm butuh didengar yah..

    Salam kenal mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba. Dengan didengar dia jd tidak sdg merasa sendirian. Itu yg oenting. Terimkaasih. Salam kenal balik ya mbak

      Delete
  3. Wah nemu ini di malam begini. senang membaca ulasan ini.. gurih segurih cokelat yang dituangkan Fariz untuk Ara. Big thanks mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah, surpres dpt komen dr penulisnya langsung. Makasih mba. Bukunya keren

      Delete

Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.

rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog