Sunday 24 September 2017

Sekelumit cerita dari Pantai Karang Jahe-Rembang


Hai...hai..hai... rasanya ceria banget nih yang habis refreshing ke pantai. ((Pantai)) gitu loh. Secara uda berapa tahun sih ga ke pantai. Hihihi.
Ngemeng2 soal pantai, dulu jaman aku muda *sok tua apa ketuaan ni ye*. Pantai identik dengan orang2 yg stress. Lha? Iyaaa. Pantai itu tempatnya orang bermasalah untuk melampiaskan perasaannya.
Caranya? Gampang aja. Tinggal teriaak sampai berasa tergulung ombak. Biar ramai. Biar mengaduh sampai gaduh. *halah*
Jadi dulu kalo ada yg sedang patah hati atau stress dikejar2 deadline skripsi yg ga kelar2 (karna emg ga dikerjain). Biar keren kita perginya ke pantai. Haaahaha...

Hmmm, malah jd ngebahas masa muda ya. Tp gpp masih nyambung dengan yg bakalan aku tulis kok.

Pada paragraf diatas aku cuman ingin menggambarkan dimana pantai saat dulu itu fungsinya cuman buat pure refreshing. Menikmati keindahan alam. Sembari bercengkrama dengan pacar eh keluarga atau sekedar berlari2an mengejar ombak, mencari kerang2 lucu atau membuat istana pasir. That's all.

Nah, seiring berjalannya waktu. Pantai tidak hanya sekedar sebagai tempat refreshing dengan fungsi yg sudah aku sebutin tadi loh ya. Pantai mulai dipermak sedemikian rupa sehingga menjadi obyek wisata menarik yang juga bisa diandalkan untuk menopang perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Salah satunya adalah pantai karang jahe yang "tidak sengaja" aku kunjungi hari kamis (21/9) kemaren.

Kebetulan saat itu aku dan keluarga bermaksud mengunjungi saudara di Lasem yg barusan melahirkan. Nah entah kenapa tiba-tiba lelaki kecilku ikutan merengek ke ayahnya buat renang. Jadikan emak fakir piknik gini bisa bebas nyuri kesempatan, buat ikutan menuhin hasrat buat refreshing dunk ya. Haaahaa.

Dan setelah browsing, terdapatlah satu nama pantai yg lokasinya tidak jauh dari kami. Yaitu pantai karang jahe yg letaknya antara Rembang-Lasem. Atau lebih tepatnya di desa punjulharjo. Searah dengan perjalanan kami pulang.
Lokasinya mudah ditemukan kok. Tanpa banyak nanya, cukup mengandalkan GPS dari smartphone sang papa, akhirnya kamipun tiba.
Suasana pinggir pantai yang penuh dengan boat karet


Bermain bersama pasir putih nan lembut

Begitu sampai di gerbang pantai kami kena charge sebanyak 10 ribu rupiah untuk biaya parkir dan tiket masuk orang semobil. Masih standard aja kan?

Begitu masuk ke pantai dan mengedarkan pandangan, ada bermacam kesan yang berbeda di pantai ini. Diantaranya adalah terdapatnya banyak sekali pohon cemara. Dan ternyata itu adalah salah satu usaha pemerintah rembang untuk mencegah abrasi. Nah, ga cuman jadi cantik. Tp pantai jd aman dan adem kan ya. Ok fix,tempatnya yang teduh itu jadi kesan pertama.

Yang kedua, pasir putih! Waah, paling suka kalau nemu pantai yg pasirnya sudah bisa dipastikan kelembutannya ini. Waaah, hasrat untuk bikin tulisan ala-ala yg instagrammable langsung nyelonong tanpa permisi deh.


Ketiga, banyaknya wahana permainan untuk pengunjungnya. Disini tak hanya ada kapal ataupun boat karet atau pelampung bentuk bebek2an itu. Tapi kita juga bisa mendapati Atv, komidi putar mini, dan Odong-odong yang bisa disewa 5000 rupiah/anak atau 10.000 rupiah/ orang dewasa untuk sekali putaran.
Gimana? Kamu pengen yang mana?hihihi.
Kalau kemarin sih kita sewa boat karet itu seharga Rp 20.000 sepuasnya.
Bagi yang ingin coba naik ATV harga yang dibandrol sekitar Rp 25.000/15 menit.


Tak hanya itu, buat yg pengen cuman sekedar duduk manis sambil bercengkrama, bisa sewa tikar sambil menikmati es kelapa muda dibawah pohon cemara. Boleh juga kalau mau sekalian bikin video klip. Syahdu juga kok kayaknya *eh.

Untuk fasilitasnya juga lengkap. Ada area parkir tersendiri diluar pantai. Dan terdapat beberapa kamar mandi/tempat bilas yang menyatu dengan musholla.
Buat yang kelaperan habis mantai dan habis mandi. Tenang, begitu depan musholla ada banyak penjual sosiz yang berjejeran.
Untuk hal ini aku ada kejadian yg menggelitik. Jadi ceritanya waktu habis mandi, lelaki kecilku merengek beli sozis tepat didepan musholla atau masuk kedalam area tempat bilas dan musholla. Oleh sang penjual, satu sosis dijual seharga Rp 2.500. Kalau beli 3 harganya jadi Rp7.000. Jadilah aku beli 3 sekalian.
Eh, lakok waktu eyang (mertuaku) beli di luar area bilas harganya cuman Rp6000/3tusuk. Nah lo???
Hmmm, itu kan bikin nyesek kan kan kaaan?
Tapi abaikan deh yaaa.. so far so good lah buat pantai yg satu ini. Recommended banget buat yg ingin ke pantai bukan sekedar mau mantai.




Salam.



10 comments:

  1. Saya suka pantai mbak, tapi ngelihat aja nggak sampai naik kapal ke laut karena nggak bisa renang, hehe..

    Pohon cemara disepanjang pantai itu pemandangan langka kan ya, jadi harus didokumentasikan tuh. Pantainya indah ya, apalagi berpasir putih, cocok buat digores-gores terus dijepret, hehe..

    ReplyDelete
  2. Nice post, Mbak!

    Sebagey anak gunung, saya jarang banget mantai karena jauh dari tempat tinggal. Tapi selalu mupeng kalau baca ulasan atau liat foto berbau pantai. Semoga liburan akhir tahun dari kantor destinasinya ke pantai :D

    ReplyDelete
  3. wuih.... cita-cita ke eksplor lasem belum kesampean nih. baca ini jadi makin pengen. tapi jalur keretanya belum ada yang langsung dari jakarta ya? >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi... lom ada kayaknya mba andyna.. kalo naik kereta tetap aja oper pakai bus/kendaraan pribadi lagi

      Delete
  4. Pantaiiii... Udah lama gak kesini. Jadi kepengen teriak plus guling-guling di pasir, masih berasa ABG saya mah kalo ke Pantai :D

    ReplyDelete
  5. Wah seru ya pantainya ada berbagai wahananya juga. Aku juga suka mbak ke Pantai sama biasanya cuma duduk, ngobrol dan foto-foto aja hehe

    ReplyDelete
  6. Paling seneng yaa klo liburan ke pantai ^^

    ReplyDelete

Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.

rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog