Ada nuansa yang berbeda dari novel yang satu ini. Novel apik dan epik yang dituliskan oleh Aci Baehaqie dibawah bendera penerbit Bhuana Sastra (imprint dari penerbit Bhuana Ilmu Populer).
Dengan alur tidak lurus yang menceritakan kisahnya secara tidak urut ini, kita diharapkan jadi pembaca yang cerdas untuk terus bisa mengikuti rangkaian ceritanya dengan baik. "Kita? Lo aja kali!"Hihihi.
Dan jujur saja, saya sempat seperri kapal yang kehilangan arah saat membaca novel ini di beberapa halaman awal. Termasuk dalam kategori pembaca yang kurang cerdas apa ya. Hahaha. Tapi setelah menemukan alur cerita berikutnya saya baru bisa bilang dalam hati "Ooooo... ceritanya begini" Hahahaaaa.
Alur cerita itu sendiri dibagi menjadi beberapa plot. Saat pelaku (bernama Ayla Dinata) berada di bangku kuliah, masa-masa setelah kuliah (mulai terjadinya banyak konflik) dan masa2 "pelarian"nya di Luar Negeri.
Diceritakan sekitar antara tahun 2001 sampai tahun 2018.
Kisahnya sendiri menceritakan tentang persahabatan, cinta dan masa lalu yang harus ditinggalkan demi keinginan Bapak Ayla dengan alih-alih "masa depan".
Cerita berawal dari persahabatan Ayla dengan teman kuliah sekaligus seapartemen yang bernama Ringgo (Igo) dan Emi(Emily). Hingga akhirnya membuatnya jatuh cinta kepada sepupu Emily yang sangat tampan dan rupawan bernama Anthony.
Sayangnya percintaannya dengan Anthony tidak di restui oleh Ayah Ayla. Karena perbedaan keyakinan.
Tak hanya percintaannya yang mengandung konflik. Persahabatan mereka bertiga pun juga mengalami "guncangan" karena kebodohan Emi yang terlibat pacaran tidak sehat dengan pacarnya yang bernama Brandon sehingga menjerumuskannya pada obat-obatan terlarang.
Dan juga Igo, salah satu sosok yang digambarkan oleh sang penulis sebagai orang yang tampan dan jadi idola kampus. Namun memiliki kekurangan pada orientasi seksual. Yaitu penyuka sesama jenis.
Ayla disini mampu membuktikan bahwa dia adalah sahabat yang baik. Teramat sangat baik kalau menurut saya malah. Yang masih dengan setianya mendampingi bahkan memilih untuk tetap menjaga Emi dari perjuangannya melawan narkoba daripada beasiswa di Universitas Columbia di AS sebagai pemenang sayembara rumah sehat.
Dari sayembara, kondisi Emily di pusat rehabilitasi narkoba dan ketahuan Ayah Ayla akan perbedaan agama yg dianut oleh Anthony itulah yang menjatuhkannya pada tiga pilihan sulit yang di berikan oleh Ayahnya.
Pilihan pertama, Ayla diharuskan berangkat ke New York meninggalkan urusan sahabat2nya. Pergi dan mengejar masa depannya dengan menjadikan teman2nya itu sebagai sebuah masa lalu.
Pilihan kedua, tetap pacaran dengan Anthony. Tapi asal tetap berangkat ke New York dan meninggalkan Emi. Tidak usah membantunya menjalani proses rehabilitasi.
Pilihan ketiga, memutuskan hubungan dengan Anthony. Pergi jauh dari kehidupannya. Bapak akan mengijinkan Ayla tinggal sampai Emi sembuh total dan bisa tegak berdiri lagi. Dan setelah benar2 sembuh, Ayla diminta untuk pergi menjadi orang sukses di masa depan.
Benar2 pilihan sulit bagi Ayla. Meaki sulit, pilihan harus tetap diambil.Dan pada akhirnya ia mengambil pilihan terakhir untuk ditempuhnya. Mengabaikan perasaan cinta yang sangat besar dan dalam demi kesembuhan sahabatnya. Dan cita2 ayahnya. Menelan pil pahit untuk hal yang dia tahu bahkan berpuluh2 tahunpun dia akan menyesali keputusannya itu.
Menyesali keputusan untuk meninggalkan sosok yg paling penting dalam hidupnya. Sosok yang sudah2 benar2 seperti pinta terakhir kakaknya, Adrian sebelum meninggal dunia.
Hingga akhirnya Ayla pergi dan meninggalkan semua orang2 di masa lalunya itu dengan penuh luka.
Kebetulan dia bekerja di sebuah perusahaan ternama yang sering membuatnya harus pergi jauh dari Indonesia. Sekaligus tempat pelarian dari kisah sedihnya.
Ada banyak kisah yang menyesakkan dan tak jarang membuat saya menitikkan air mata tatkala membaca novel ini. Seperti saat dimana Ayla harus menghadapi temannya yg kecanduan narkoba (i dont even think that it is hard enough), saat dia harus kehilangan Adrian kakaknya yang sebelumnya juga mengalami kisah cinta yang sama. Tidak direstui karena perbedaan agama dengan Jesse hingga akhirnya pergi dari rumah dan meninggal dunia karena kanker yang dideritanya, saat Ayla memutuskan cintanya pada Anthony waktu di Bali dan puncaknya adalah saat ia menghadiri pernikahan Anthony dengan Prameswari Avanti.
Membayangkan melepas kepergian orang yang benar2 kita cintai karena hal yang bukan dari keinginan sendiri rasanya pasti menyakitkan. (Dan saya bahkan bisa merasakan perasaan Ayla saat itu)
Pun juga ketegarannya untuk bertemu Anthony kembali setelah 10 tahun berlalu tepat di hari pernikahan nya dan menyerahkan kadonya langsung di atas tangan Anthony sebelum pemberkatan pernikahannya di mulai. Hiks *tisu mana tisuuuuðŸ˜ðŸ˜¢*
Sebagai penutup, dari novel ini ada beberapa pelajaran yang bisa di ambil diantaranya :
1. Persahabatan itu tidak harus membeda-bedakan agama. Bagaimana kisah Ayla yg setia menemani sahabat2nya ke gereja bisa jadi contoh perbuatan yg baik bagi sesama umat beragama.
2.Tetaplah jadi baik meski orang2 di sekitar kita tidak baik. Karena sampai kapanpun cuma kebaikanlah yang akan selalu di kenang oleh para penerimanya.
3. Hidup tak selalu tentang bagaimana menjadi idola. Setampan apapun Igo dan secantik apapun Emily dan sepopuler apapun mereka berdua di kampus. Ada sisi gelap dari kehidupannya.
4. Cinta tak selalu tentang memiliki. Cinta adalah seseorang yang namanya snantiasa kita sebutkan dalam doa. Sama seperti doa yang diucapkan Ayla untuk Anthony tercinta.
5. Masalah ada untuk di hadapi. Bukan untuk dihindari.
6. Pada akhirnya, sifat, sikap ataupun perilaku seseorang tetap bergantung pada kuatnya keyakinan atau iman yang dimiliki oleh seseorang.
Demikian review novel LABIRIN. Bagi yang tertarik bisa langsung cuuz ya ke gramedia.
Soal harga saya tidak bisa menyebutkan. Karena ini adalah novel hadiah Giveaway yang diselenggarakan di fanspage BIPGramedia. Hehehe.
Salam.
No comments:
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.