Friday 25 May 2018

Hadiah terbaik itu bernama pelukan



Pernah dengarkah sebuah jargon yang mengatakan bahwa kalung terbaik seorang ibu adalah pelukan seorang anak di lehernya?

Ah iya. Saya termasuk yang selalu merasakan bahwa kalung terbaik saya adalah lingkaran tangan si kecil yang menggelayut manja. Betapa tidak? Pelukannya itu adalah penyembuh dari segala rasa lelah, sakit hati, dan segala rasa yang berkecamuk setelah aktivitas seharian.

Bukan hanya pelukan belakang dan gelayut manja dari buah hati kesayangan, pelukan dari pasangan, sahabat dan orang-orang terdekat adalah obat mujarab yang sangat menyembuhkan.

Ingat sekali pernah ada satu momen dimana saya merasakan kesedihan yang teramat dalam. Kesedihan yang paling saya takutkan. Yaitu kehilangan buah hati kami tercinta.
Seluruh dunia terasa runtuh saat menghadapinya. 
Segala rasa sedih, marah, bingung, sakit, pedih dan segala rasa yg dimiliki seorang ibu yang baru saja melahirkan bercampur jadi satu. Membuat seluruh isi otak, dada dan seluruh anggota badan bergemuruh jadi satu. Bercampur dengan airmata yg tak kunjung padam.

Dan apa yg saya butuhkan saat itu? Bukan kata2 penghiburan, apalagi nasihat yg berkepanjangan.
Saya cuman butuh satu hal. Pelukan.

Pelukan yg menghangatkan. Yang membuat saya tidak merasa sendirian. Yang membuat saya merasa bahwa kedepannya semua akan tetap baik2 saja. 

Tentu saja pelukan pertama yg saya harapkan adalah pelukan dari pasangan. Tak mengapa dia tak mengerti banyak hal. Asal dia tahu bahwa yg saya butuh adalah pelukan. Dukungan pertama dan utama yang paling saya nantikan.

Tapi karena prosesi operasi saya di luarkota. Maka terpaksa bergitu jenazah sang bayi boleh dibawa pulang, suami pun harus mengantar ke rumah kami yang sekiranya menempuh perjalanan selama 2 jam. Tepat jam 1 pagi kurang lebihnya sampainya disana.

Paginya otomatis suami pula yg sibuk mengebumikan jenazah dan juga menerima para pentakziah yg datang kerumah.
Sorenya suami baru bisa datang kembali ke RS. Karena kecapekan tidak tidur semaleman maka sesampainya di RS beliau langsung tertidur. 

Ah. Benar2 tidak berempati pikir saya saat itu. Tetapi paginya ketika terbangun dan beliaupun duduk di sisi ranjang. Mengajak saya mengobrol dan tentu saja memeluk saya yang masih saja terus mengeluarkan air mata diluar kesadaran saya.

Dan entahlah. Seperti mendapatkan keajaiban saya merasa bahwa saya baik-baik saja. Akan selalu baik-baik saja dengan keberadaannya. Tak ada kekuatan dari makhluk lain selain suami saya. Hidup akan terus berputar dan saya akan terus menjalaninya bersama orang yg telah Allah pilihkan untuk saya. Dan saya jadi berpikir bahwa memilikinya dan pelukan2nya adalah hal terbaik yang pernah saya punya!

Pun sampai sekarang saya masih selalu "menghargai" pelukan sebagai sebuah kado terbaik. Untuk sahabat2 wanita saya, saudara2 saya ketika mereka butuh dukungan. Juga untuk sang buah hati sebagai bentuk bahwa ada banyak sekali rasa cinta, kasih sayang, perlindungan dan penjagaan yang saya miliki untuknya.

Salam.

#RamadanMenulis #penulis #penulisamatir #penulisindonesia #penulismuda #penulispemula #penulismudaindonesia #penulisankreatif #penulismuslimah #bukuislami #1hari1tulisan #1hari1karya #1hari1cerita #1hari1kebaikan #1hari1ilmu




6 comments:

  1. Pelukan adalah hal sederhana namun sarat arti ya.. Saya juga pernah merasakan ajaibnya obat bernama pelukan ini..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba mechta. Bikin adem jiwa dan raga ya 😊

      Delete
  2. Aku baca ini trenyuh sekali mbak. Sometimes what all we need is a hug. Nggak heran kenapa sampai ada campaign free hugs. Karena pelukan itu memang menentramkan hati ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener banget... pelukan itu sllu menenangkan. Sayang tak semua org bs ekspresif untuk sekedar memberikan pelukan yaaaa

      Delete
  3. Semoga buah hatimu vilza dan huzzi kelak menjemput kalian di surga, ada dhaffin dan calon adiknya sebagai penggantinya, ketika air mata tertumpah sebagai luapan emosi pelukan obat mujarab dan support suami juga ortu ya mbak ma

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbavit...aamiin aamiin yra. Pelukan juga bentuk dukungan moril yg baik untuk terapi jiwa dan raga yaa 😊

      Delete

Mohon berkomentar dengan baik ya. Terimakasih.

rahmamocca. Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog